"Kalau ingkaron itu artinya orang yang tidak melaksanakan salat 5 waktu, itu artinya mengingkari kewajiban," ujarnya.
"Nah kalau sudah mengingkari tidak dianggap sebagai muslim, kafir itu kalau mengingkari kewajiban sholat."
"Tapi ada orang yang tidak melaksanakan salat tapi hatinya beriman, dia mengakui bahwa sholat itu wajib, hanya dia merasa belum bisa melakukan, tahawun namanya, jadi mengabaikan," tambahnya.
Ia juga menejelaskan bagi orang yang ingkaron, yaitu yang mengingkari kewajiban sholat, maka ia tidak lagi dianggap sebagai muslim.
Jika seseorang sudah tidak dianggap sebagai seorang muslim, maka seluruh kewajiban ibadah dalam Islam tidak lagi berlaku baginya, termasuk puasa.
Artinya, ia tidak wajib berpuasa, dan meskipun ia tetap menjalankan puasa maka puasanya tidak sah di mata Allah.
Sementara itu, bagi orang yang tahawunan, yaitu yang masih beriman dan mengakui kewajiban sholat tetapi meninggalkannya, ia tetap diakui sebagai seorang Muslim.
Karena itu, puasanya tetap sah dan ia tetap wajib menjalankannya.
Secara hukum fiqih, selama seseorang memenuhi syarat sah puasa, seperti niat, menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari fajar hingga magrib, maka puasanya tetap diterima.
Tetapi meskipun puasanya sah secara hukum, secara nilai ibadah puasa tersebut menjadi kurang sempurna.
"Nah, untuk kasus yang pertama, tidak wajib puasa, karena kafir hukumnya, yang wajib berpuasa pertama adalah orang mukmin."
"Nah untuk orang yang kedua yang tidak sholat tapi hanya karena tahawunan tadi, mengabaikan, tetap wajib puasa, puasanya sah," ujar Wahid Ahmadi.
Baca juga: Tanya Ustaz: Seberapa Penting Ibadah Sholat Tarawih saat Bulan Ramadhan? Simak Penjelasannya
Bagi mereka yang masih meninggalkan sholat karena alasan lalai atau malas (tahawunan), mereka tetap diwajibkan berpuasa.
Tidak hanya sekadar memenuhi kewajiban, puasa juga diharapkan bisa menjadi jalan bagi mereka untuk lebih dekat kepada Allah sehingga terdorong untuk melaksanakan sholat lima waktu.
Puasa adalah ibadah yang cukup berat, karena seseorang harus menahan lapar, haus, serta mengekang hawa nafsu sepanjang hari.