Udin melanjutkan ceritanya, hingga kini dirinya masih terbayang-bayang wajah AA.
AA sudah punya tempat khusus di hatinya.
Udin sudah menganggap korban sebagai anak emas.
"Terbayang wajah anak, tak bisa lupa. Mata saya nangis hati saya nangis."
"Itu anak emas saya perempuan satu-satunya yang ikut saya. Kakaknya ada di dusun, cuma si AA yang ikut saya," tandasnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono membenarkan tidak menahan 3 pelaku.
Ketiga pelaku tersebut akan menjalani rehabilitasi di luar Kota Palembang.
Menurut Harryo, tidak ditahannya ketiganya karena sejumlah pertimbangan.
Antara lain, mengingat MZ (13 tahun), NS (12 tahun), dan AS (12 tahun) masih di bawah umur.
Sedangkan pelaku IS (16) sampai sekarang masih ditahan. Ia merupakan otak dari kasus tewasnya AA.
"Hal ini hasil kesempatan pihak orang tua, karena mempertimbangkan keselamatan jiwa ketiga pelaku ini," beber dia, dikutip dari TribunSumsel.com.
Baca juga: 6 Fakta Kasus Pembunuhan dan Rudapaksa Siswi SMP di Palembang, Kronologi hingga Nasib 4 Pelaku
Dibunuh Lalu Dirudapaksa Beramai-ramai
Kejadian nahas bermula saat AA berkenalan dengan seorang pelaku berinisial IS.
Keduanya kemudian memutuskan untuk berpacaran padahal baru kenal dua minggu.
Singkat cerita, AA dan IS menonton pertunjukan kuda kepang pada Minggu (19/9/2024).
Di lokasi tersebut, sudah ada tiga pelaku lainnya.