Pilkada DKI Jakarta

PDIP Ungkap 8 Nama yang Diajukan untuk Pilkada Jakarta, 2 Masih Kejutan, 2 Lainnya Masih Abu-abu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat. Djarot Saiful Hidayat termasuk sosok yang akan dicalonkan bakal gubernur DKI Jakarta dari PDIP

Hal itu menyusul pernyataan dari Sekjen PDIP Hasti Kristiyanto soal peluang Anies dan Ahok bersatu untuk Pilkada DKI Jakarta.

Namun, ada 3 alasan yang membuat wacana penggabungan Anies - Ahok bakal terganjal.

1. Aturan KPU

Dikutip dari Kompas TV, KPU Jakarta menyebut Anies Baswedan tak bisa maju bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Pasalnya, ada aturan di dalam Undang Undang Pilkada No 8 Tahun 2015 pasal 7 huruf O.

Bunyinya mengatakan jika mantan gubernur tak diperbolehkan lagi maju sebagai calon wakil gubernur di daerah yang pernah dipimpinnya.

Namun, jika maju kembali menjadi gubernur masih ada peluang.

Sementara kedua tokoh itu sama-sama seorang gubernur sehingga tak bisa maju menjadi wakil gubernur satu di antaranya.

Baca juga: Menanti Sikap Politik PDIP setelah Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Bakal Menyusul? Ini Kata Pengamat

2. Masa Lalu

Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai duet Anies-Ahok akan terganjal dosa masa lalu, Selasa (7/5/2024).

"Kalau saya sih bicara politik mungkin, tapi sulit, tapi berat kan gitu," ujar Ujang.

Pasalnya, Ahok sempat melakukan tindak pidana penistaan agama.

Sehingga itu akan melekat pada dirinya sebagai dosa masa lalu.

Meski disatukan dengan Anies Baswedan, dosa itu akan tetap melekat.

"Walaupun disatukan tetap saja bahwa ada persoalan pidana pada masa lalu, itu kan tidak akan pernah terhapus," tambahnya.

Halaman
123