Multi Fungsi Eco-Enzyme untuk Tingkatkan Hasil Pertanian Warga, Inovasi KKN Kelompok 96 UNS

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosialisasi Eco-Enzyme oleh Mahasiswa KKN Kelompok 96 UNS di Lingkungan Singolangu, Magetan, Jawa Timur.

Gula yang digunakan sendiri dianjurkan benar-benar murni tanpa campuran apapun.

Sementara, untuk sampah organik, disarankan memilih bagian yang masih bagus, tidak busuk, berulat, maupun tercampur dengan cairan lain seperti minyak.

Bahan-bahan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam wadah plastik tertutup, seperti galon air mineral dengan volume maksimal air adalah 60 persen dari volume wadah.

Baca juga: Mahasiswa KKN UNISRI Latih Ibu-ibu PKK di Mranggen Ubah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi

Setelah semua bahan tercampur menjadi satu, galon kemudian ditutup rapat agar terjadi proses fermentasi.

Butuh waktu kurang lebih 90 hari untuk memanen cairan Eco-Enzyme.

Dalam prosesnya sendiri, warga dianjurkan untuk sesekali membuka tutup galon pada satu minggu pertama, satu bulan sekali, hingga tiga bulan sekali untuk membuang gas yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut.

Hal itu bertujuan untuk menghindari ledakan dari gas yang ada di dalam galon.

Meskipun sederhana dan memakan waktu yang cukup lama dalam proses fermentasinya, sosialiasi ini diharapkan dapat menjadi sebuah inovasi baru yang berdampak bagi warga sekitar.

Selain itu, pengenalan Eco-Enzyme ini juga diharapkan dapat menyadarkan masyarakat sekitar tentang pentingnya memanfaatkan limbah organik yang sebelumnya terbuang sia-sia, menjadi bahan yang lebih berguna.

Terlebih mayoritas dari masyarakat di Lingkungan Singolangu, Kelurahan Sarangan yang bekerja dibidang pertanian dan peternakan.

Sehingga, kehadiran Eco-Enzyme ini dapat diimplementasikan sebagai pupuk tanaman maupun pestisida yang berpotensi dalam meningkatkan kualitas hasil pertanian warga sekitar.

Meskipun dengan bahan-bahan sederhana dan minim biaya, dampaknya bagi lingkungan akan sangat terasa. (Abdurrobby Rahmadi/Novema Kumalasari)