"Aspirasi yang sangat mendesak bagi mereka adalah pengangguran, penciptaan lapangan kerja, bukan hak angket. Yang diperlukan mereka justru adalah hak para sopir angkot," sambungnya.
Kamrussamad menjelaskan, anak-anak sopir angkot belum jelas masa depannya terkait pendidikannya.
Dia menyebut para sopir angkot belum tentu bisa memenuhi kebutuhan dasar keluarganya.
"Kita bisa menyaksikan bagaimana masyarakat kita hari ini, kerja hari ini hanya untuk makan besok. Bahkan kalau mereka sakit hari ini, maka besok dia harus utang di warung. Ini lah aspirasi yang mendesak yaitu menciptakan lapangan pekerjaan," tutur Kamrussamad. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)