Dihantam Pandemi Covid-19
Di tengah usahanya merintis kerjasama dengan Astra, Dusun Butuh, Sidowarno harus merasakan pil pahit pada tahun 2020.
Pandemi Covid-19 menjadi momok besar bagi para pengrajin wayang karena roda perekonomian mereka dari kerajinan wayang sulit untuk dipasarkan.
Bahkan, Nardi menceritakan usahanya dan para masyarkat Dusun Butuh, Sidowarno yang kala itu sampai harus "kucing-kucingan" dengan pihak aparat hanya untuk memasarkan produknya.
Hal itu tak terlepas dari adanya kebijakan PPKM yang membatasi mobilitas masyarakat Indonesia di luar rumah untuk menekan angka penyebaran Covid-19.
"Itulah cerita-cerita yang buat saya sedih dan harus jatuh bangun setelah adanya covid, kita harus kucing-kucingan kita harus curi waktu untuk jual produk, karena urusan kita waktu covid hanya untuk makan saja," terang Nardi.
Seperti istilah, setiap masalah pasti ada jalan keluar pada akhirnya turut dirasakan oleh masyarakat Dusun Butuh, Sidowarno setelah terkena hantaman Covid-19.
Beruntung, ada enam pemudi Dusun Butuh, Sidowarno yang secara sukarela membantu masyarakat untuk memasarkan produk wayang kulitnya melalui berbagai macam platform sosial media.
"Kita baru berjalan 1 tahun, kita berhenti adanya covid, kita gak bisa kerja, kita harus menghindari PPKM, piye carane ngadol produk, kita dibantu admin 6 orang Marketing and Communication cewek-cewek, dibantu marketing pemasaran diketuai Fadilla Arsy," ungkap Nardi.
Bak kata pepatah badai pasti berlalu, seusai pandemi Covid-19, perlahan tapi pasti, UB Bima semakin kuat dengan bertambahnya jumlah anggota.
Anggota yang bertambah itu berasal dari para pengrajin wayang dan enam orang pemudi yang bertugas sebagai Marketing and Communication.
"Seiring berjalannya waktu, dengan adanya CSR Astra, awalnya 11 waktu greeting comitment, anggota kita bertambah, akhirnya pengrajin-pengrajin semakin masuk, waktu itu anggota kita kurang lebih 34 atau 35 pengrajin plus admin 6 orang Marketing and Communication," lanjut Nardi.
Kontribusi 6 Pemudi untuk Desa Wisata Wayang
Semangat dan perjuangan para tokoh penggerak terutama bapak-bapak di Dusun Butuh, Sidowarno untuk mewujudkan Desa Wisata Wayang sulit mencapai titik emas jika tak ada sumbangsih nyata dari enam pemudinya.
Keenam pemudi asli Dusun Butuh, Sidowarno itu dengan sukarela menjadi tulang punggung terdepan di balik dikenalnya Desa Wisata Wayang di kancah regional hingga nasional.
Mereka sepakat untuk bersatu padu menjadi Marketing and Communication Desa Wisata Wayang.
Keenam pemudi yang bertugas sebagai Marketing and Communication itu di antaranya adalah Fadilla Arsy, Dinda, Mita, Berliana, Olivia dan Nia.
Awal mula keikutsertaan enam pemudi hingga mengemban tugas penting sebagai Marketing and Communication Desa Wisata Wayang diungkap oleh satu di antaranya yakni Virlia Adinda Nur Erfani atau kerap disapa Dinda.
"Bermula sebagai anggota Bima Junior di KBA Solo. Nah KBA Solo itu sebagai awal mula desa wisata wayang. Setelah KBA Solo perlahan berkembang, dibentuklah tim admin yang mengurus segala administrasi dan sosial media. Dari situlah tim kami juga merangkap menjadi tim Marketing and Communication Desa Wisata Wayang," jelas Dinda satu di antara 6 pemudi penggerak di Desa Wisata Wayang.
Dinda menuturkan, awal mula keikutsertaan menjadi Marketing and Communication Desa Wisata Wayang terjadi di tahun 2021.
Pada saat itu, ia dkk bukan secara langsung diberikan tugas sebagai tim Marketing and Communication melainkan terlebih dahulu menjadi tim Staff Administrasi.
"Sejak tahun 2021, karena Desa Wisata Wayang mulai dibentuk pada tahun 2021 dan turun SK pada tahun 2022. Jadi awal mulanya dibentuk Desa Wisata Wayang kita masuk ke dalam tim admin, setelah berjalan beberapa saat, kami memutuskan untuk membentuk tim Marketing and Communication dengan tugas yang lebih komprehensif," lanjutnya.
Ia juga memebeberkan tugas sebelumnya ketika menjadi Staff Admin dan saat ini ketika mengemban tugas komprehensif sebagai tim Marketing and Communication.
"Saat menjadi admin, kami hanya mengurus sosial media dan pemasaran, tetapi dibentuknya tim Marketing and Communication ini, jobdesk dan pelaksanaan tugasnya menjadi lebih menyeluruh," ungkap Dinda.
"Biasanya tugas kami itu yang pertama mengurus administrasi pendaftaran pengunjung dari wa dan ig, membuat rundown, konten berupa promosi desa wisata di platform Instagram, Tiktok, dan Youtube, untuk Youtube tim Marketing and Communication bekerjasama dengan orang lain," lanjutnya.
Untuk rincian tugasnya, Dinda menjabarkan, dari enam tim Marketing and Communication, dua menjadi admin pendafataran, sedangkan empat lainnya bertugas sebagai penanggungjawab semua platform sosial media Desa Wisata Wayang.
Sedangkan untuk jobdesk pembuatan pamflet, link, konten, dan pengeditan dikerjakan secara bersama-sama.
"Untuk jobdesknya sendiri, 2 orang sebagai admin pendaftaran dan untuk 4 orang lainnya mengurus semua platform sosial media. Untuk jobdesk merekam bahan atau konten, pengeditan, pembuatan pamflet, pembuatan link, dll itu dikerjakan bersama-sama," ujar Dinda.
Tak hanya menjelaskan terkait jobdesk keenam pemudi, Dinda juga turut menceritakan jatuh bangunnya perjuangan tokoh-tokoh penggerak di Dusun Butuh, Sidowarno sampai akhirnya bisa menjadi satu di antara destinasi wisata rujukan di Kabupaten Klaten.
"Kenangan yang paling berharga satu di antaranya ketika mengikuti gelar desa wisata se-Jawa Tengah. Karena acara tersebut merupakan event pertama yang kita ikuti sebagai Desa Wisata Wayang," ungkap Dinda.
"Kesulitan yang dialami yaitu lebih ke sdm yang dimiliki. Karena kita hanya beranggotakan 6 orang sebagai tim Marketing and Communication, misalnya ada event kita merasa lumayan kerepotan. Jadi sebelum event kita sering begadang mengejar target dan jobdesk per orang menjadi lebih banyak. Tujuan kita selanjutnya adalah menambah sdm untuk tim Marketing and Communication agar kita lebih bisa terbantu lagi," lanjutnya.
Meski begitu, dalam melaksanakannya tak semudah seperti membalikkan telapak tangan.
Dinda menuturkan bagaimana sulitnya menjaring minat pemuda-pemudi setempat agar mau ikut serta bergabung menjadi tim Marketing and Communication Desa Wisata Wayang.
Segala upaya seperti sosialisasi telah dilakukan, namun minat para pemuda-pemudi belum juga didapatkan.
Manajemen waktu antara pekerjaan, sekolah dan tugas yang diemban jika menjadi tim Marketing and Communication menjadi alasan sulitnya melakukan penambahan anggota.
"Kurangnya sdm dan minat pemuda setempat sebagai anggota tim Marketing and Communication Desa Wisata Wayang karena kebanyakan pemuda dan pemudi di sini itu bekerja jadi kurang bisa meluangkan waktu. Di sisi lain, anggota tim Marketing and Communication yang sekarang masih berstatus pelajar dan mahasiswa, jadi perlu time management yang pas," ungkap keluh kesah Dinda dkk di tim Marketing and Communication Desa Wisata Wayang.
"Sebelumnya, kita sudah mengupayakan dengan mengadakan sosialisasi, tetapi belum ada yang berminat untuk bergabung menjadi tim Marketing and Communication, mungkin masih ada berbagai pertimbangan dari pemuda dan pemudi seperti ingin fokus sekolah atau bekerja saja," pungkas Dinda.
Titik Emas Desa Wisata Wayang
Setelah melalui berbagai macam rintangan karena hantaman pandemi Covid-19, sampailah Desa Wisata Wayang pada titik emas keberhasilan mereka.
Bak seperti pepatah ada pelangi setelah hujan, deretan prestasi berdatangan silih berganti didapatkan oleh Desa Wisata Wayang.
"Sampailah kita di titik tahun 2021, itu tahun emas, tahun emas bagi kami. Bermula dari kompetisi landmark Kampung Berseri Astra Superior (KBS Superior) yang sukses berakhir manis dengan mendapatkan juara satu," jelas Nardi
Dalam perlombaan KBS Superior, Desa Wisata Wayang diadu dengan 133 KBA dan 933 DSA untuk didambil lima pemenang saja.
"Selain itu, kami juga mengikuti kompetisi landmark ataupun kompetisi KBS Superior yang juga diadakan oleh ASTRA, kita harus diadu dengan 133 KBA, 933 DSA."
"Hanya diambil lima pemenang dijadikan satu dengan rincian KBA 2 peserta yang diambil DSA nya 3 peserta, itu di tahun 2021 puncak awal kita juara 1," lanjutnya.
Masih di tahun yang sama, Desa Wisata Wayang kembali mendapatkan penghargaan juara 1 lomba bertajuk Kampung Berseri Astra (KBA) Inovasi.
Dilanjutkan dengan keberhasilan mereka menjadi juara kedua se-Indonesia lomba Kampungku Kebanggaanku yang juga diselenggarakan oleh Asra.
Selain itu, ada juga prestasi juara harapan satu yang berhasil didapatkan Desa Wisata Wayang dalam perlombaan Virtual Exhibition.
"Di tahun 2021 juga, ada lomba lagi KBA Inovasi, berkat bantuan tadi kita jadi juara 1 juga, ada lagi Kampungku kebanggaanku juara 2 se-Indonesia, ada lomba lagi virtual exhibiton kita juara harapan satu," beber Nardi.
Tak berhenti sampai disitu saja, Desa Wisata Wayang juga berhasil mendapatkan dana beasiswa Lestari Astra setelah sukses menyabet predikat sebagai juara satu.
Peran Nyata Astra untuk Desa Wisata Wayang
Tak bisa dipungkiri, selain karena kolaborasi apik masyarakat di Dusun Butuh, Sidowarno, ada juga peran penting dari Astra sebagai fasilitator di balik berkembang pesatnya Desa Wisata Wayang hingga saat ini.
Hadirnya Astra menjadi pemantik motivasi bagi warga Dusun Butuh Sidowarno untuk berani mengembangkan desa mereka yang identik dengan para pengrajin wayang menjadi Desa Wisata Wayang.
Sederet kontribusi Astra dibeberkan oleh satu di antara tokoh penggerak di Dusun Butuh, Sidowarno yakni Nardi Baron.
Nardi Baron menjelaskan peran besar Astra bagi masyarakat baik secara fasilitas sampai dengan pemberian beasiswa bagi anak-anak di Dusun Butuh, Sidowarno.
"Setelah CSR Astra ini masuk, mereka memberikan sumbangsih berupa pembuatan dua gapura, kita juga dibikinkan bank sampah, terus kita juga dikasih beasiswa lestari astra kurang lebih 35 anak, dan kita juga dikasih fasilitas-fasilitas lain untuk kemudahan akses," ujar Nardi.
"Untuk beasiswa, anak sd mendapatkan 10 kuota, SMP 10, SMA 15 yang dilakukan secara bergiliran. Pertama kali, anak SD mendapatkan 15 kuota, SMP 15, dan SMA 5, besarannya untuk anak SD sebesar 500 ribu, SMP 630 ribu, SMA 750 ribu per satu semester, kalau satu tahun dua semester jadi kita cair dua kali," sambungnya.
Tak berhenti sampai disitu saja, Astra juga turut menjadi cikal bakal berdirinya Joglo Dusun Butuh Sidowarno yang digunakan sebagai ikon dari Desa Wisata Wayang.
Pembuatan Joglo Dusun Butuh, Sidowarno dilakukan pada bulan Juli tahun 2022.
"Berjalannya waktu, kita bisa buat joglo, di bulan Juli 2022, datang dari ASTRA pusat untuk meresmikan Joglo," jelasnya.
Setelah mampu membangun Joglo sebagai ikon wisata, di tahun yang sama, Dusun Butuh, Sidowarno mendapatkan bantuan dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNS.
Bantuan yang diberikan berupa administrasi pemberkasan dalam pengajuan Surat Keterangan (SK) Dusun Butuh, Sidowarno ke Disporapar untuk menjadi satu di antara beberapa desa wisata yang ada di Kabupaten Klaten.
"Setelah berjuang panjang, menguraikan prestasi, barulah di tahun 2022, kita dibantu mahasiswa KKN untuk pembuatan SK desa wisata, tapi sebelum itu, saya ke kelurahan untuk minta SK dari desa, SK desa turun, dari KKN UNS melakukan bantuan SK ke Disporapar Kabupaten Klaten," jelasnya.
Tuai Penghargaan di Tingkat Provinsi Jawa Tengah hingga Nasional
Buah kerja keras kolaborasi masyarakat dan pemudi Dusun Butuh, Sidowarno, deretan prestasi di tingkat Provinsi Jawa Tengah hingga nasional melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun berhasil mereka dapatkan.
Pada bulan November 2022, Desa Wisata Wayang ikut serta dalam kompetisi Jateng Gayeng yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, di Kembang Limus, Borobudur.
"November baru kita masuk kompetisi Jateng Gayeng diadakan di Kembang Limus, Borobudur," ujar Nardi.
Lagi-lagi, Desa Wisata Wayang mampu kembali mengukir prestasi dengan berhasil menyabet juara harapan satu kompetisi Jateng Gayeng.
"Kita masuk di desa wisata Jawa Tengah kurang lebih 40 peserta, pada akhirnya, 16 November 2022 kita lolos 10 besar untuk tingkat Jateng, dan di 26 November kita ikut grand final desa wisata jateng, alhamdulilah kita diberikan juara harapan satu untuk Jawa Tengah," lanjut Nardi.
Tak puas sampai di situ saja, para tokoh penggerak Desa Wisata Wayang kembali mengembangkan diri dengan mengikuti Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Kembali, Desa Wisata Wayang berhasil mengukir prestasi dengsn sukses lolos sampai ke babak 75 besar se-Indonesia.
Keberhasilan Desa Wisata Wayang lolos ke babak 75 besar membuat mereka mendapatkan kesempatan untuk dikunjungi langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
"Dari 75 kan diundang untuk zoom meeting, besok ada pengumuman 75 besar, lolos 75, teman-teman saya sampai menangis haru, alhamdulilah lolos dan akan didatangi oleh pak Sandi," ungkapnya.
Untuk menyambut kedatangan Sandiaga Uno, masyarakat Dusun Butuh, Sidowarno (Desa Wisata Wayang) melakukan kerjabakti serta gotong royong untuk memperindah desa.
Dan pada akhirnya, kerja keras masyarakat Desa Wisata Wayang berhasil memuaskan Sandiaga Uno ketika berkunjung.
Saat itu, Sandiaga Uno pun tak ragu menyanjung keindahan Desa Wisata Wayang.
Sandi menyanjung Dusun Sidowarno dengan menggunakan Bahasa Spanyol yakni "Numero Uno" atau nomor satu.
Selang beberapa waktu setelah kunjungan Sandiaga Uno, beberapa perwakilan Desa Wisata Wauang diundang ke Jakarta untuk menghadiri pemberian penghargaan pemenang dalam kompetisi ADWI.
Di mana, pada saat itu, Desa Wisata Wayang mampu menyabet penghargaan sebagai kategori souvenir terbaik keempat se-Indonesia.
Souvenir yang diberikan Desa Wisata Wayang kepada Sandiaga Uno pada saat itu adalah Wayang Gatotkaca.
"Satu Jawa Tengah ada lima, batang, blora, banyumas, Contro, Klaten, kita juara empat kategori souvenir se-Indonesia, souvenir saya wayang, waktu kesini dikasih wayang Gatotkaca, di sini masuknya kategori seni kriya dan budaya," jelas Nardi Baron.
Paket Fun Trip Desa Wisata Wayang
Bertajuk wisata edukasi, Desa Wisata Wayang menyuguhkan beberapa kegiatan menarik untuk para wisatawan.
Mulai dari paket wisata satu hari sampai dengan paket menginap juga tersedia untuk para wisatawan.
Berikut ini penjelasan singkat mengenai alur wisata fun trip di Desa Wisata Wayang:
1. Titik Kumpul di Joglo Desa Wisata Wayang
Para wisatawan memulai fun trip dengan berkumpul di Joglo yang ada di Desa Wisata Wayang.
Di Joglo, para wisatawan turut diberikan senjang atau jarik untuk dikenakan selama berwisata di Desa Wisata Wayang.
Selain disediakan jarik, para wisatawan juga disuguhkan dengan jamuan welcome drink berupa jahe merah dan makanan ala pedesaan.
Untuk membuat para wisatawan fresh dan enjoy, di Joglo, mereka juga disajikan penampilan hiburan joget punokawan.
Sebelum pada akhirnya dilakukan briefing oleh pemandu wisata.
2. Penyedia Bahan Baku (Proses Pengerokan)
Beranjak dari Joglo, para wisatawan dapat mengunjungi tempat pertama yakni tempat penyedia bahan baku pembuatan wayang kulit yang berada di rumah satu di antara penggerak Desa Wisata Wayang, Hasan.
Di sana, para wisatawan dapat belajar banyak mengenai proses olah bahan baku kulit kerbau mulai dari perendaman, penjemuran (penteng kulit) sampai dengan pengerokan.
Dalam proses ini, para wisatawan juga bisa langsung mempraktekan proses olah bahan dasar sampai nanti bisa digunakan dalam pembuatan wayang kulit.
3. Perjalanan Menggunakan O-Trans
Ketika berwisata di Desa Wisata Wayang, para wisatawan tak perlu mencemaskan capek dan panas saat mengunjungi beberapa spot wisata yang ada.
Pasalnya, Desa Wisata Wayang memiliki alat transportasi yang dinamakan O-trans.
O-trans di Desa Wisata Wayang biasanya berupa becak dan pit kebo yang bisa di request seusai dengan keinginan para wisatawan.
4. Sentra Pembuatan Jamu
Beranjak dari pengolahan baku menggunakan O-trans, para wisatawan bergegas menuju ke sentra pembuatan jamu di Desa Wisata Wayang.
Di sentra pembuatan jamu, para wisatawan dapat melakukan proses pengolahan jamu mulai dari tumbuk (deplok), meres (peras), hingga hasilnya bisa diminum sendiri secara langsung.
Tak perlu cemas, jika tak ingin melakukan proses tersebut, para wisatawan bisa langsung minum jamu yang sudah disediakan di sentra jamu tersebut.
Selain itu, para wisatawan juga disuguhkan makanan khas di Jawa Tengah yakni gendar pecel.
5. Natah Wayang (Pengukiran)
Nah, seusai praktek dalam pembuatan jamu, para wisatawan diarahkan O-trans menuju ke lokasi pengukiran wayang atau biasa disebut dengan Natah.
Dalam proses ini, para wisatawan tak perlu khawatir, mereka akan didampingi langsung oleh para pengrajin wayang dalam melakukan praktek ukir atau natah.
Selain itu, dalam proses natah, para wisatawan diberikan kebebesan memilih mau menghasilkan produk wayang atau beberapa bentuk lainnya yang juga sudah disediakan.
6. Pewarnaan Wayang
Selepas dari natah wayang, para wisatawan beranjak menuju ke lokasi pewarnaan wayang.
Sama seperti ketika natah, dalam proses pewarnaan wayang, para wisatawan juga didampingi dan diajari langsung oleh para pengrajin wayang.
Para wisatawan bisa memberikan warna sesuka hati dengan kreasi mereka masing-masing.
Dalam proses edukasi perwarnaan ini, wisatawan biasanya menghabiskan waktu kurang lebih dua jam.
7. Jemparingan (Praktek Panahan)
Selepas dari lokasi perwarnaan, para wisatawan di ajak menuju ke tempat praktek panahan atau biasa disebut Jemparingan.
Kali ini, para wisatawan diberikan properti mulai dari baju hingga alat panah ala tokoh pewayangan agar mendapatkan foto lebih estetik ketika praktek jemparingan.
Pada spot Jemparingan, wisatawan bisa praktek belajar memanah secara langsung dengan target yang sudah disediakan beberapa meter tepat dihadapan mereka.
Opsional (Pembuatan Payet)
Tak hanya paket fun trip di atas saja, para wisatawan juga mendapatkan spot wisata opsional ke tempat produksi seni payet yang berada di rumah, Mardi Osis.
Mardi Osis atau biasa disapa Mardi Payet merupakan warga Dusun Butuh, Sidowarno yang karyanya berhasil dikenakan oleh dua anak Presiden Indonesia yakni Joko Widodo.
Dua hasil seni payetnya berupa baju dikenakan oleh putra sulung dan putri kedua Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming dan Kahiyang Ayu saat menggelar resepsi pernikahan.
Dalam proses ini, para wisatawan bisa langsung mempraktekan cara memayet secara manual tanpa bantuan mesin.
Produk akhir seni payet biasanya berupa baju atau sabuk.
Paket Makan Ikan di Pinggir Sungai dan Homestay
Tidak hanya menyediakan paket fun trip saja, Desa Wisata Wayang juga menyediakan paket fun trip beserta makan dengan nuansa alam pedesaan di pinggir sungai.
Di sana, para wisatawan bisa langsung mancing terlebih dahulu atau langsung menyantap hidangan yang telah disajikan.
Beberapa ikan khas sungai seperti lele dan patin tersedia bagi para wisatawan yang juga memasukkan paket makan dalam fun trip nya di Desa Wisata Wayang.
Selain itu, Desa Wisata Wayang juga turut menyediakan homestay jika para wisatawan tak puas hanya sehari berwisata.
Setidaknya, ada 15 homestay yang tersedia dan bisa menjadi rujukan para wisatawan jika ingin menginap dekat dengan lokasi Desa Wisata Wayang.
(TribunWow.com/Adi Manggala S)