Bagi Indonesia, akar konflik di wilayah tersebut, yakni pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus diselesaikan.
Terbangun oleh Suara Rudal
Pada Sabtu menjelang waktu Subuh, Fikri Rofiul Haq yang masih terlelap dikagetkan oleh suara rudal.
WNI yang menjadi relawan medis MER-C di Rumah Sakit Indonesia itu kemudian bangun dari tidurnya. Dia mendengar azan berkumandang dan bersiap untuk salat Subuh.
Awalnya, Fikri mengaku tidak mengetahui dengan jelas situasi yang terjadi.
“Tapi ketika melihat ke jendela, terlihat jelas roket-roket yang meluncur ke daratan. Artinya, ini jelas serangan dari pihak pejuang Gaza,” kata Fikri.
Beberapa jam kemudian, tembakan roket dari pesawat tempur Israel jatuh di dekat Wisma dr Joserizal Jurnalis dan menghancurkan mobil operasional MER-C.
Seorang staf lokal bernama Abu Romzi, yang saat itu berada di dekat mobil tersebut, meninggal dunia.
Saat itulah Fikri menyadari bahwa Israel telah melancarkan serangan balasan.
"Ketika bom mengenai mobil MER-C, membuat suara ledakan yang besar, sehingga kami panik, langsung berlari dan berlindung di Wisma dr Joserizal," tuturnya.
Hingga Minggu Malam, Fikri mengatakan suasana di Gaza masih mencekam.
Sementara itu, jalanan sepi dan gelap akibat aliran listrik yang padam.
"Rumah-rumah masyarakat gelap gulita, jalan juga sudah banyak yang tidak mendapatkan penerangan lampu," jelasnya.
‘Di luar sana masih dihujani rudal’
Abdillah Onim mengatakan eskalasi situasi ini membuat warga sipil kaget karena terjadi secara “mendadak” dan “tidak diprediksi oleh siapa pun”.