TRIBUNWOW.COM - Seorang pria bernama Zhang Xinyang (28), dulu sempat viral menjadi perbincangan dunia, bahkan ia dijuluki sebagai "anak ajaib", "mahasiswa termuda di China," dan "mahasiswa S2 termuda di China."
Dilansir TribunWow.com dari scmp, Rabu (4/9/2023), julukan ini diberikan karena kepintaran yang dimiliki oleh Zhang Xinyang.
Bagaimana tidak? Di usia 10 tahun, Zhang Xinyang sudah masuk di bangku kuliah.
Ia kemudian lulus dan lanjut S2 di usia 13 tahun.
Baca juga: Penembakan Massal di Mal Thailand, Pelaku Seorang Remaja Gunakan Senjata Rakitan
Tak berhenti di sana, pada usia 16 tahun, di tahun 2011, Zhang Xinyang menjadi mahasiswa S3 bidang Matematika Terapan di sebuah universitas terkemuka di Beijing, China.
Namun, setelah dewasa, kabar mengejutkan kembali datang dari Zhang Xinyang.
Kehidupan Zhang Xinyang yang kini miris dan tampak jatuh pun viral.
Pasalnya, sekarang Zhang Xinyang tidak mau bekerja alias menganggur dan hidup bergantung pada orangtuanya.
Zhang Xinyang sempat memicu kontroversi nasional di China karena menuntut orangtuanya, yang berasal dari kota lapis keempat di Provinsi Liaoning, Tiongkok Timur Laut, membelikannya apartemen di Beijing senilai 2 juta yuan atau senilai Rp 4,3 miliar.
Zhang mengatakan kepada orangtuanya jika mereka tidak membelikannya apartemen, dia akan melepaskan gelar masternya dan menolak tawaran PhD.
Menurut laporan stasiun televisi pemerintah China Central Television (CCTV) pada tahun 2011, orangtua Zhang akhirnya menyewa sebuah apartemen di Beijing dan berbohong kepadanya bahwa merekalah yang membelinya.
“Membeli apartemen, mendapatkan pekerjaan bagus, dan hukou Beijing, dan secara resmi terdaftar sebagai penduduk kota, adalah 'sukses'," kata Zhang dalam laporan tersebut.
“Anda mengharapkan saya untuk tinggal di Beijing lebih dari siapa pun, dan Anda harus berusaha keras untuk ini,” tambahnya, dalam komentar yang ditujukan kepada orangtuanya.
Ia menyelesaikan gelar doktornya pada tahun 2019 dan kemudian menjadi dosen universitas di wilayah otonomi barat laut Ningxia Hui, namun mengundurkan diri dua tahun kemudian.
Pandangannya tentang kesuksesan rupanya telah berubah total sejak ia menjadi mahasiswa PhD.