Mereka adalah Praka Riswandi Manik, Praka HS, Praka J, dan tiga warga sipil termasuk kakak ipar Praka Riswandi.
"Ini berawal dari dugaan penculikan, pemerasan, dan penganiayaan yang kemudian menimbulkan terjadinya kematian dari korban. Untuk pasal nanti masih dalam proses diskusi antara penyidik dari pihak (TNI)," ujar Brigjen TNI Hamim Tohari dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas TV.
Terkait isu korban menjual obat terlarang, pihak Pomdam Jaya masih mendalaminya.
Penyidik pun telah memeriksa sejumlah saksi perihal kasus tersebut.
"Kami dalami lagi korban ini apa saja jualan obat terlarangnya. Delapan orang kami periksa dari keluarga, korban yang pada kejadian awal ini diculik. Warga sekitar sempat memberikan perlawanan, keluarganya kemudian saksi lain yang dalam proses penculikan menjadi korban," kata Brigjen TNI Hamim Tohari
Sementara itu perihal hubungan antar pelaku dan korban, Brigjen TNI Hamim Tohari pun mengurai detail.
Bahwa mereka semua sama-sama berasal dari Aceh.
"Mereka (tersangka) semua ini satu angkatan, latar belakangnya orang dari Aceh yang sama-sama dinas di Jakarta sehingga mereka melakukan itu secara terencana untuk penculikan dan pemerasan. Mereka tidak mengenal korban tapi mereka mengetahui korban ini," pungkas Brigjen TNI Hamim Tohari. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Sempat Adu Mulut dengan Praka Riswandi Manik, Warga Syok Penculik Imam Masykur Singgung Musuh Negara