Foto itu menunjukkan Ganjar dan Prabowo terlihat akrab dalam foto bersama saat berada di Bandara Adi Sumarno, Karanganyar, Jawa Tengah.
Muzani mengungkapkan, pasangan ini menjadi rumit disatukan.
Sebab, Ganjar telah ditetapkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai bakal calon presiden.
Begitu pun Prabowo yang sudah ditetapkan bacapres oleh Partai Gerindra.
"Kalau kemudian keduanya harus saling mengalah, ya, secara politik mungkin saja tapi ada komunikasi, problem politik di tiap partai politik masing-masing," imbuh Muzani.
Kendati begitu, Ketua Fraksi Gerindra DPR ini melihat bisa saja kedua tokoh dipasangkan.
Namun, menurutnya harus ada praktik komunikasi yang cocok di antara kedua partai.
"Bukan menutup kemungkinan (memasangkan Prabowo dan Ganjar atau sebaliknya). Sebagai pemikiran, boleh itu dibuka, tapi praktiknya harus dipikirkan," ucap Muzani.
Baca juga: Bagaimana Jadinya jika Prabowo dan Ganjar Justru Berpasangan? Gerindra: Ada Problem yang Rumit
PDIP Bicara Kemungkinan Game Over
Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, apabila Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024, maka dikhawatirkan tidak ada pasangan calon (paslon) lain yang ingin maju.
Hendrawan meyakini pihak-pihak lain pasti akan berpikir bahwa kontestasi pilpres sudah game over jika duet Ganjar-Prabowo terealisasi.
"Jika Ganjar-Prabowo bersatu, kita khawatir jangan-jangan tidak ada paslon lain yang akan masuk gelanggang. Karena akan muncul persepsi kolektif bahwa 'permainan sudah berakhir', the game is over," ujar Hendrawan saat dimintai konfirmasi, Senin (24/7/2023) malam.
Hendrawan menjelaskan, pasti banyak opsi yang memungkinkan dalam politik.
Akan tetapi, banyak juga hal yang tidak bisa disepakati dalam prosesnya.
"Ada opsi yang mungkin (possible), ada opsi yang layak (feasible). Ada pilihan yang bisa dinegosiasikan (negotiable), namun tak banyak yang bisa disepakati (agreeable)," tuturnya.