"Coach Paez melihat kemampuan saya bisa dipake di gelandang bertahan. Dari sana keterusan menjadi gelandang bertahan" ujarnya.
Selain pernah menjadi centre back sebagai stoper, ternyata ia juga pernah menjadi pemain yang diposisikan di bek kanan dan kiri.
"Sebelumnya, pas pelatih Pak Indra Thohir, diposisikan di bek kanan dan di bek kiri, jadi banyak main di belakang," tuturnya.
Namun hingga pensiun sebagai pemain bola, ia tetap menyandang pemain dengan posisi gelandang bertahan.
Jadi, sebelum nama Hariono menjadi gelandang bertahan menakutkan yang dimiliki Persib Bandung, Suwita Pata sudah lebih dulu mengemban posisi ini dan diidolakan ribuan bobotoh di Tanah Air.
Kehebatannya menghentikan lajur bola dari pemain lawan tidak semata-mata ia dapatkan hanya dari latihan yang singkat.
Sejak kecil, Suwita Patha sudah memiliki minat lebih terhadap sepak bola hingga ia memutuskan untuk lebih serius menjalankan karirnya menjadi pesepak bola.
"Dari kecil suka main bola sebelum usia menginjak sekolah."
"Dari hobi dan seneng, berkeinginan masuk sekolah sepak bola," ujar Suwita.
Keinginan itu membuatnya bergabung bersama sekolah sepak bola FPOK IKIP Bandung yang ia jalani hingga ia menempuh sekolah menengah atas (SMA).
"Lalu pindah ke SSB Setia karena waktu itu rangkap latihan waktu IKIP sudah pindah ke Jalan Setiabudi."
"Karena situasi dan kondisi, akhirnya saya diajak teman untuk sudah bergabung saja dengan klub Setia."
"Di klub inilah jalan saya masuk ke Persib terbuka," ujarnya.
Tidak butuh waktu lama untuk Suwita mencicipi seragam Persib Bandung setelah kedatangannya di Setia.
Pada tahun pertamanya di Setia, Suwita terlebih dulu mengangkat kasta tim Setia dari Divisi Satu menuju Divisi Utama, dan ketika di Divisi Utama berhasil meraih peringkat ketiga.