"Karena masyarakat diminta memilih bibit tanaman sesusai dengan kebutuhan pangannya. Kami mengucapkan terimakasih karena dibantu menyelesaikan persoalan,“ ujar Parimin, Lurah Kelurahan Karangasem, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Dengan keterlibatan masyarakat di tiap hasil pelaksanaan program warga akan punya rasa memiliki dan turut berupaya maksimal, menjaga dan memastikan keberhasilan program ini.
Bibit tanaman tersebut merupakan tanaman multifungsi. Daunnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ranting-rantingnya bisa dimanfaatkan untuk menjadi biomassa serbuk kayu yang akan mendukung program co-firing biomassa di PLTU.
Bagi kraton Yogyakarta, demikian diurai lebih lanjut oleh GKR Mangkubumi, kerjasama proyek ini sesuai dengan filosofi yang dipegang erat oleh Kraton sejak berdirinya Kraton Mataram pada 1755. SDGs itu sesuai dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana.
Diurai lebih lanjut, Hamemayu itu bermakna memelihara lingkungan, menjaga kelestariannya dan harmoni alam.
Hayuning itu bermakna, kecantikan, keindahan, keberadaan yang dianugerahkan Tuhan yang tidak boleh dirusak oleh manusia.
Sementara Bawana bermakna alam semesta, dunia sekitar dan sumber kehidupan.
Jadi Hamemayu Hayuning Bawana diterjemahkan sebagai segala tindakan untuk memelihara keindahan lingkungan alam semesta namun bermanfaat bagi kehidupan manusia dan masyarakat.
“Kraton berharap bahwa SDGs dari PT PLN EPI di Kalurahan Karangasem dan Gombang benar-benar bisa dilaksanakan dan kemudian akan diikuti oleh daerah lain. Karena bagi kraton, SDGs itu tidak hanya kekuatan tetapi senjata ampuh untuk melestarikan alam."
"Selama ini kami juga mencoba untuk menjaga lingkungan di DIY ini nyaman, aman dan bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga terkait dengan ekosistem yang ada di Jogja, Kraton Yogyakarta mendukung sekali program ini karena lingkungan terjaga dan alam justru memberi kehidupan bagi kita semua.” tegas GKR Mangkubumi. (*)