Polisi juga memeriksa CCTV hingga melakukan olah TKP untuk mengungkap kasus ini.
Sejumlah barang bukti yang diamankan di antaranya rekaman CCTV, dua air minum kemasan plastik, dua bekas tisu berdarah, satu alat cukur, dan pakaian yang dikenakan korban saat kejadian.
Kecurigaan Ayah Korban
MRFA tercatat baru lima bulan menjadi mahasiswa di politeknik tersebut.
Kepada keluarga, pihak kampus mengatakan MRFA tewas setelah terjatuh di kamar mandi.
Namun, kecurigaan justru dirasakan keluarga MRFA.
Pasalnya terdapat sejumlah luka lebam dan bercak darah pada beberapa bagian tubuh korban.
Baca juga: Viral Lecehkan 17 Anak, Ibu di Jambi Koleksi Film Dewasa dan Paksa Korban Nonton sebelum Beraksi
Ayah MRFA, M Yani mengaku mendapat kabar duka tersebut dari tim kesehatan kampus tempat anaknya menimba ilmu.
"Dikabari dokter W poltek, kalau anak saya sudah meningggal ada di rumah sakit Sukolilo Surabaya," ungkapnya, dikutip dari Surya.co.id.
Mendapat kabar itu, M Yani dan keluarga langsung bergegas menuju rumah sakit.
Di sana, ia menjumpai anaknya sudah terbujur kaku tak bernyawa.
"Soalnya bibirnya itu bengkak, pecah. terus hidung kanan itu juga bengkak. Dahi kanan kiri memar," tutur M Yani.
"Pipi, leher sama dada memar gosong-gosong semua. Terus mulut mengeluarkan darah, gak ada hentinya."
M Yani menduga anaknya tewas karena mendapat penganiayaan di lingkungan kampus.
Luka-luka pada tubuh MRFA-lah yang membuat dugaan itu muncul.