"Belum lagi, kurangnya rambu-rambu peringatan. Selama ini, Pemerintah Desa sudah membuat rambu-rambu sendiri di beberapa dusun yang rawan, termasuk di Dusun Puntingan. Namun, rambu-rambu tersebut hanya berupa berupa imbauan lebih berhati-hati karena tikungan tajam serta imbauan mengurangi gigi," ujarnya, Selasa (17/1/2023).
Sawal mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah berulang kali mengajukan permohonan kepada Dinas Perhubungan untuk membuat rambu-rambu lalu lintas yang memadai.
Permohonan itu ditindaklanjuti namun hanya sebatas memasang cagak putih-hitam di lokasi rawan.
"Itu sudah lama sekali, sekitar lima tahun yang lalu pemasangannya. Atas kejadian ini, kami harap Dishub bisa meningkatkan lagi untuk rambu-rambu di lokasi tersebut," ujarnya.
Minimnya rambu-rambu lalu lintas di lokasi, turut dibenarkan oleh warga setempat, salah satunya Narwiyah (60).
Ia mengatakan, kejadian kecelakaan di lokasi tersebut sudah berulang kali terjadi.
"Sudah sering terjadi, tidak hanya motor tetapi mobil juga pernah. Bahkan, sampai pernah ada korban yang patah tulang," tuturnya.
Ia berujar, masyarakat di dusun pun sudah mencoba membuat bantalan pembatas menggunakan ban bekas.
Hal itu, dilakukan agar kendaraan dapat ditahan saat kehilangan kendali ketika dijalanan menurun.
"Itu ban bekas yang buat warga sini, baru dua tahun dibuat. Kalau kemarin, kejadian yang nyungsep ke genteng kan memang di situ ada pembatas tapi kecil. Jadi, kalau hilang kendali langsung ke arah rumah warga," urainya. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Soal Motor Nyungsep di Atas Genteng di Puntingan Magelang, Kades Berharap Ada Tambahan Rambu dan di Tribunnews.com dengan judul Viral Video Motor Nyangkut di Genteng Rumah di Magelang, Kesaksian Warga: Sudah Sering Terjadi