KTT G20 Bali

Ungkit Konflik Rusia-Ukraina di KTT G20, PM India Samakan Kondisi Sekarang dengan Perang Dunia II

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyambut Perdana Menteri India Narendra Modi sebelum dimulainya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).

Perjanjian ini diketahui memungkinkan Ukraina untuk mengekspor 10 juta ton gandum dan bahan pangan lainnya ke beberapa negara di dunia yang membutuhkan.

Zelensky menegaskan bahwa perjanjian ini harus terus dilanjutkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan RUsia.

"Hak atas pangan adalah hak dasar setiap orang di dunia," kata Zelensky.

Baca juga: KTT G20 Bakal Bahas Apa Saja? Ini Daftar Para Pemimpin Negara yang Disebut Hadir di Bali

Lebih dari 20 ton stok gandum di Ukraina terjebak tak bisa keluar karena blokade Rusia. Terbaru, ilustasi gandum milik Ukraina. (YouTube CBC News: The National)

G20 Jadi Ajang Bully Putin dan Rusia

Di sisi lain, Enterpreneur sekaligus staf pengajar di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Mardigu Wowiek Prasantyo ikut mengomentari soal berjalannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia.

Pria yang akrab disapa dengan nama panggilan Bossman Mardigu Wowiek ini menjelaskan bahwa rangkaian pertemuan G20 di Indonesia saat ini dimanfaatkan oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara barat untuk melakukan bullying atau perundungan terhadap Rusia.

Dikutip TribunWow dari Instagram @mardiguwp, Mardigu Wowiek menjelaskan bahwa AS dan antek-anteknya terus berusaha menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin yang bertanggung jawab atas konflik yang terjadi di Ukraina.

Foto kiri: Mardigu Wowiek Prasantyo alias Bossman Mardigu di YouTube Abraham Samad Speak Up, Sabtu (5/11/2022). Foto kanan: Pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Bali, Senin (14/11/2022). Terbaru, Mardigu mengomentari berjalannya rangkaian acara G20 di Bali. (Kolase YouTube Sekretariat Presiden dan YouTube Abraham Samad Speak Up)

Baca juga: Perbedaan Biden dan Menlu Rusia saat Tiba di Bali untuk Hadiri KTT G20, Presiden AS Pakai The Beast

Menurut Mardigu, pertemuan G20 tidak seharusnya dimanfaatkan oleh segelintir pihak untuk kepentingan politik mereka.

Mardigu menyampaikan, pada pertemuan KTT ASEAN-AS di Kamboja, 12 November 2022, Presiden AS Joe Biden berusaha menggiring opini untuk mengucilkan Rusia.

Mardigu turut mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang menyatakan bahwa AS berusaha memiliterisasi Asia Tenggara untuk memerangi kepentingan Rusia dan Tiongkok di Asia Tenggara.

"Ukraina tampaknya menjadi agenda utama pemimpin-pemimpin barat yang mengkritik secara terbuka invasi Rusia ke Ukraina serta menekan Tiongkok dan India," tulis Mardigu.

Mardigu kemudian menjelaskan dari perspektif Rusia, saat ini Rusia memposisikan dirinya dan China/Tiongkok sebagai kekuatan global yang melawan dominasi AS dan negara-negara barat.

Mardigu menekankan Indonesia harus bisa menggunakan strategi tepat di KTT G20 agar pertemuan tingkat tinggi tersebut tidak disetir oleh kepentingan segelintir negara.

Menurut Mardigu, saat ini AS dan negara barat telah berhasil membuat Putin tidak hadir ke Indonesia.

"Dengan cara membawa kekuatan militer Amerika ada di dekat Australia dan perairan Indonesia. Keamanan Putin menjadi terancam lebih baik Putin tidak datang." tulis Mardigu.

Halaman
123