TRIBUNWOW.COM - G20 merupakan forum ekonomi terbesar di dunia, yang bertugas untuk mencari solusi atas beberapa masalah paling sulit yang dihadapi ekonomi global.
Dilansir TribunWow.com, tahun ini KTT G20 akan berlangsung di Bali, Indonesia, mulai dari Selasa (15/11/2022) hingga Rabu (16/11/2022).
Kali ini, daftar headline KTT terkait tantangan yang harus dihadapi, disinyalir lebih menakutkan dari biasanya.
Baca juga: AS Tegaskan Tak Ingin Perang Lawan China, Joe Biden akan Bicara Jujur ke Xi Jinping di KTT G20
Antara lain adalah inflasi di banyak negara yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun, sebagian besar karena melonjaknya harga energi, karena perang di Ukraina dan kebijakan "nol COVID" China yang mengganggu rantai pasokan.
Ketika bank sentral menaikkan suku bunga untuk menjinakkan harga yang tidak terkendali, ada kekhawatiran bahwa dunia akan segera beralih dari krisis biaya hidup ke resesi global.
Pada saat yang sama, Amerika Serikat, China, dan negara ekonomi terkemuka lainnya menghadapi seruan mendesak untuk melakukan tindakan drastis guna mencegah krisis iklim yang mengancam.
Sementara itu, terlepas dari tagline optimis KTT, "Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat," prospek kerja sama pada KTT pertama sejak invasi ke Ukraina tampaknya tipis karena AS dan mitranya semakin berselisih dengan China dan Rusia.
Baca juga: Media Rusia Sebut Indonesia dan Jokowi Berusaha Selamatkan Putin dari Target Bully AS dkk di KTT G20
"Masalah inflasi yang bersifat langsung, dan masalah jangka panjang untuk memiliki pembangunan yang lebih berkelanjutan, memerlukan koordinasi global yang sulit dilakukan di dunia yang jauh lebih terfragmentasi di mana ketegangan geopolitik meningkat," kata Trinh Nguyen, seorang ekonom senior untuk Asia mengatakan kepada Al Jazeera, Senin (14/11/2022).
"Jadi tantangan bagi G20 adalah untuk membawa para pemimpin, yang berbeda dalam geopolitik, bersama-sama untuk menemukan titik temu dan solusi untuk krisis jangka pendek dan jangka panjang."
Nguyen mengatakan inflasi, akan menjadi agenda utama karena telah berdampak pada semua orang dari rumah tangga hingga perusahaan.
Nguyen menambahkan bahwa tantangan lain bagi G20 adalah membentuk rantai pasokan global yang lebih terintegrasi yang tidak terlalu rentan terhadap guncangan geopolitik seperti invasi Rusia ke Ukraina.
Sementara, Shahar Hameiri, seorang ekonom politik di University of Queensland, mengatakan energi akan menjadi fokus penting dari KTT karena perang di Ukraina telah menyoroti kekuatan negara-negara penghasil energi untuk mempengaruhi harga bagi semua orang.
"Beberapa dari mereka adalah anggota G20, termasuk tentu saja Rusia sendiri, tetapi juga Arab Saudi dan Indonesia," kata Hameiri.
"AS marah ketika begitu banyak negara produsen tidak meningkatkan produksi untuk menjaga harga tetap tinggi, yang jelas-jelas mendukung Rusia."
Hameiri mengatakan isu penting lain yang dia harapkan untuk dibahas oleh G20 adalah restrukturisasi utang untuk negara-negara berkembang yang menghadapi kesulitan keuangan.