Terkini Internasional

Media Asing Ulas Rencana Pindahnya IKN ke Nusantara, Sebut Jakarta Ditinggal untuk Diselamatkan

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desain Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Media asing soroti perlunya pemindahan ibukota Indonesia dari Jakarta ke IKN, Rabu (9/11/2022).

Belajar dari tantangan di Jakarta, para perencana kota Nusantara ingin menciptakan kota hijau yang mampu mengatasi dan memitigasi dampak perubahan iklim.

Pekerjaan sedang berlangsung dan tanggal penyelesaian tahun 2024 telah ditetapkan untuk tahap pertama dari empat tahap pembangunan, yakni relokasi elemen-elemen administratif utama, termasuk kantor presiden.

Fase kedua adalah proses selama satu dekade, dari 2025-2035, untuk mengembangkan wilayah ibu kota dasar, diikuti oleh fase ketiga, dari 2035-2045, untuk mengembangkan infrastruktur keseluruhan, fisik dan sosial ekonomi.

Tahap terakhir adalah membangun reputasi Nusantara secara global sebagai 'Kota Dunia untuk Semua' dan 'Super Hub ekonomi penggerak ekonomi bangsa' dengan penciptaan 4,8 juta lapangan kerja pada tahun 2045.

Gambar lokasi Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajem Paser Utara yang menjadi wilayah ibu kota (Kompas.com)

Baca juga: Aksi Presiden Jokowi Berkemah di IKN Nusantara Disorot Media Asing, Singgung soal Isu Lingkungan

Rencana kota yang tersedia di situs web ibu kota negara terlihat dan terdengar mengesankan: Pembangunan semua gedung bertingkat yang ramah lingkungan; 80 persen perjalanan di kota akan melibatkan transportasi umum atau 'mobilitas aktif', seperti berjalan kaki dan bersepeda; dan semua fasilitas penting akan berlokasi dalam 10 menit dari pusat transportasi umum.

Penghuni juga akan memiliki akses ke ruang hijau rekreasi serta layanan sosial dan masyarakat dalam waktu 10 menit dari rumah mereka.

Tingkat nol kemiskinan harus dicapai pada tahun 2035, dan juga akan ada konektivitas digital 100 persen untuk semua penduduk dan bisnis.

Energi terbarukan akan menyediakan semua kebutuhan energi, dan kota ini akan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2045.

Sepuluh persen wilayah kota akan dikhususkan untuk produksi makanan, 60 persen sampah kota akan didaur ulang pada tahun 2045, dan 100 persen air limbah akan ditangani oleh sistem pengelolaan air kota pada tahun 2035.

Kota ini juga bertujuan untuk menjadi salah satu dari 10 kota teratas di Global Liveability Index pada tahun 2045.

Gambar yang dihasilkan komputer menggambarkan kota masa depan yang ditutupi pepohonan dengan fitur air, jalan pejalan kaki yang lebar, kendaraan listrik di jalan tanpa mobil, dan bangunan futuristik.

Namun, biaya pembangunan ibu kota baru tersebut diperkirakan lebih dari $34 miliar (lebih dari Rp 500 triliun).

Selain itu tiga perusahaan internasional yakni AECOM yang berbasis di Amerika Serikat, perusahaan konsultan global McKinsey, dan arsitek dan insinyur Jepang Nikken Sekkei, telah didatangkan untuk membantu merancangnya.

Indonesia akan membangun kota baru dengan dana negara dan tengah mencari investor.

Baca juga: Bahas IKN, Jokowi Temui Presiden dan Investor Uni Emirat Arab Didampingi Prabowo serta Erick Thohir

Putin Tertarik Kembangkan Nuklir dan Bantu Proyek IKN

Halaman
123