Polisi Tembak Polisi

Bukti Baru Kasus Brigadir J, Pengacara Bharada E Sebut 3 Jenis Peluru di 1 Pistol, Bagaimana Bisa?

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy, membeberkan adanya kejanggalan dari alat bukti baru yang bisa memberatkan Ferdy Sambo, Minggu (6/11/2022).

Namun faktanya, Ferdy Sambo disebutkan ikut menembak Brigadir J, juga dengan senjata Glock miliknya sendiri dan dengan senjata jenis HS milik korban.

Menurut Ronny, hal ini bisa membuktikan kejanggalan adanya 3 peluru dan menegaskan peran Ferdy Sambo sebagai eksekutor.

"Kita kan harus ingat bahwa ketika Richard Eliezer menyerahkan pistol, dihitung pelurunya ada berapa, 12 dari 15," tutur Ronny.

"Tetapi di TKP itu pelurunya adalah pelurunya Richard Eliezer, ada 8."

"Richard Eliezer menyampaikan bahwa Ferdy Sambo menembak pakai (pistol) glock, (pistol) HS itu yang menembak ke tembok."

Baca juga: Puas Maki-maki Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi secara Langsung, Bibi Brigadir J: Kami Siap Tantang

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 05.54:

Brigadir J Tewas karena Sambo Bukan Bharada E

Pada Selasa (30/8/2022) Polri telah merilis animasi rekonstruksi kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang dilakukan oleh eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Dalam animasi tersebut tampak jelas Ferdy Sambo menembak bagian belakang kepala Brigadir J.

Dikutip TribunWow dari tvOnenews, melihat rekonstruksi ini, kuasa hukum Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak meyakini bahwa tersangka yang bertanggung jawab menghilangkan nyawa Yosua adalah Ferdy Sambo.

Kolase potret jasad Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J seusai penembakan, Jumat (8/7/2022), dan fotonya semasa masih hidup. (Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV)

Baca juga: Ternyata demi Kliennya, Terungkap Alasan Pengacara Baru Bharada E Irit Bicara soal Rekonstruksi

Martin menjelaskan, saat ini dirinya memiliki harapan baik terhadap Bharada E yang terus konsisten.

Mengungkit adanya perbedaan keterangan antara Bharada E dan Ferdy Sambo, Martin justru merespons baik adanya hal tersebut.

"Saya justru takut kalau banyak kesesuaian," kata Martin.

"Tapi kalau banyak perbedaan, inilah yang bagus."

Martin lalu mengungkit soal rekonstruksi penembakan.

Halaman
123