"Sepertinya orang yang berada di tengah adalah yang paling menderita."
Seorang korban selamat yang ingin namanya dirahasiakan menjelaskan bagaimana para pemilik bar sengaja mengusir warga yang mencoba mencari perlindungan.
"Sepertinya korban lebih parah karena orang-orang yang berusaha melarikan diri ke toko-toko terdekat justru diusir kembali ke jalan karena jam kerja sudah berakhir," ungkap sumber.
Dikutip TribunWow dari Kompastv, menurut penjelasan Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto, Itaewon terkenal menjadi tempat berkumpul remaja dan anak-anak muda berusia 20-30 tahun.
Para remaja tersebut biasa berkumpul tiap malam untuk sekadar nongkrong hingga makan dan minum-minum.
Gandi menceritakan, daerah Itaewon selalu ramai bahkan di hari biasa.
"Menurut catatan semalam pada saat peringatan Halloween, ada 300 ribu orang di sana," ujar Gandi, Minggu (30/10/2022).
"Dan perlu diketahui, Itaewon ini daerahnya tidak terlalu luas."
"Restoran dan bar itu berada di tempat-tempat gang yang sempit," ungkap Gandi.
Dikutip TribunWow dari koreatimes.co.kr, mayoritas korban tagedi di Itaewon diketahui berusia 20an tahun.
Insiden ini terjadi pada Sabtu (29/10/2022) malam ketika ratusan orang berbondong-bondong mendatangi Itaewon yang terkenal sebagai distrik tempat hiburan malam.
Di sebuah lorong kecil sempit menurun, ratusan orang tergencet karena berdesak-desakkan di tempat tersebut.
Dari total 151 orang yang tewas, 19 di antaranya adalah warga negara asing.
Sebanyak 82 orang mengalami luka yang mana 19 di antaranya luka serius.
Informasi ini disampaikan oleh Choi Seong-beom selaku kepala pemadam kebarakan di Yongsan.