Tragedi Pesta Halloween Itaewon

YouTuber Jang Hansol Tanggapi Rumor Restoran Jual Permen Beracun di Tragedi Halloween Itaewon

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

YouTuber Jang Hansol menanggapi soal tragedi Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan.

TRIBUNWOW.COM - Berdasarkan informasi terbaru, saat ini tercatat ada 154 korban jiwa yang tewas saat berdesak-desakkan dan terinjak-injak dalam perayaan hari Halloween di Itaewon, Yongsan, Seoul, Korea Selatan (Korsel), Sabtu (29/10/2022).

Tragedi di Itaewon ini turut menarik perhatian Jang Hansol, yang merupakan YouTuber pemilik akun Korea Reomit.

Dikutip TribunWow dari YouTube Korea Reomit, Jang Hansol mengaku awalnya berencana hendak menghadiri acara Halloween di Itaewon untuk merasakan pengalaman di wilayah multikulutral tersebut.

Baca juga: Korea Selatan Jadikan Itaewon Zona Bencana Spesial pasca Tragedi Halloween, Ini Efeknya

Namun karena beberapa alasan, Jang Hansol mengurungkan niatnya.

Terkait banyaknya korban tewas di Itaewon, Jang Hansol menyebut pemberitaan di Korsel mengatakan bahwa para korban mati tertekan.

"Aku sudah membayangkan mungkin matinya terinjak," ujar Jang Hansol.

Jang Hansol lalu menjelaskan pada video-video yang ia temukan banyak orang yang tertumpuk hingga kesulitan untuk bernapas.

Selanjutnya Jang Hansol menanggapi sebuah rumor yang ramai di Twitter bahwa ada sebuah restoran membagikan permen berisi racun yang kemudian menyebabkan kematian.

"Kalau aku pribadi dan juga dari berita yang ada di Korea itu masih belum ada yang bilang kalau ini diakibatkan oleh permen beracun," ujar Jang Hansol.

"Ini sedikit hoaks kayaknya," sambungnya.

Dikutip TribunWow dari koreatimes, ada korban selamat yang menyebut para pemilik bisnis di Itaewon semakin memperparah tragedi tersebut.

Baca juga: Saksi Mata Ungkap Penyebab Ratusan Orang Tewas di Itaewon, Banyak Orang Terjatuh dari Bukit

Seorang korban selamat yang namanya dirahasiakan berbicara lewat akun media sosialnya bagaimana orang jatuh satu per satu seperti domino mulai dari gang yang berada di bukit hingga akhirnya ke bawah.

Seorang wanita berusia 20an tahun yang selamat dari tragedi tersebut menjelaskan kericuhan terjadi ketika orang berbondong-bondong meneuhi gang sempit dalam waktu yang cepat.

"Orang pendek seperti saya tidak bisa bernapas," ujarnya.

"Saya dapat selamat karena saya berada di pinggir gang," ungkapnya.

Halaman
123