Pada awal dimulainya Liga Super Indonesia di musim 2008-2009, Arcan Iurie merapat ke Persik Kediri.
Tercatat bersama Macan Putih, Arcan Iurie dikontrak hingga akhir musim.
Namun karena ada permasalahan rasionalisasi gaji sebesar 60 persen, Iurie memutuskan untuk mundur dari klub kebanggaan Kota Kediri tersebut.
Ia lantas melanjutkan karier kepelatihannya bersama klub asal Surabaya, Persebaya.
Arcan Iurie ditunjuk untuk menggantikan posisi dari pelatih Bajul Ijo sebelumnya, Freddy Muli.
Kembali, ia hanya bertahan satu musim dan memutuskan untuk pindah ke klub Semen Padang di tahun 2010-2011.
Bersama Semen Padang, ia hanya mencatatkan satu musim dan memilih mundur dari jabatan kepelatihan yang ia emban.
Kali ini, Arcan tak mendapatkan klub pengganti dengan cepat, terhitung ia baru melakukan comeback melatih sejak 2 tahun ia mundur dari Kabau Sirah.
Arcan Iurie kembali mendapatkan tim kembali di Indonesia Super League (ISL 2013).
Ia melatih Madura United selama satu musim di tahun 2013-2014.
Pelatih yang tercatat ketika bermain berposisi sebagai gelandang itu memutuskan untuk melanjutkan karier kepelatihannya bersama Pusamania Borneo sejak 2014-2016.
Seusai menjalani dua musimnya bersama Pusamania Borneo FC, pelatih yang identik dengan rambut putihnya memutuskan untuk pindah ke luar Liga Indonesia.
Ia memilih melanjutkan karier kepelatihan bersama Karketi Dili di tahun 2016 hingga 2017.
Hanya bertahan 1 musim, Arcan memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk membesut Cilegon United.
Namun ternyata, karier kepelatihannya bersama Cilegon United merupakan akrier terakhirnya di Liga Indonesia.