"Kami (para veteran), semua berbicara dan mendiskusikan apa yang sedang terjadi," kata Nikolai Prokudin (61), veteran invasi Soviet ke Afghanistan yang menentang perang di Ukraina.
"Ada orang-orang dengan pandangan yang identik dengan saya, yang lain kurang radikal. Tetapi kebanyakan orang tertipu oleh propaganda itu," imbuhnya.
Baca juga: Polisi Rusia Dituding Rudapaksa dan Ancam Lecehkan Ramai-ramai Pendemo Anti-Wajib Militer ke Ukraina
Prokudin ikut menulis petisi tahun lalu melawan eskalasi perang di Ukraina dengan teman sesama veteran, Sergei Gulyaev, yang menjabat sebagai perwira intelijen Soviet di Afghanistan.
Sementara petisi itu kemudian tidak ditandatangani oleh banyak veteran yang awalnya mendukung, Gulyaev tidak menghapus namanya.
"Saya tidak tahu apakah saya akan dimobilisasi," ucap Gulyaev.
"Tapi saya pasti tidak akan pergi berperang melawan Ukraina. Lebih baik dipenjara."
Satu alasan mengapa Gulyaev menolak keras perang Ukraina adalah karena seorang tentara Soviet dari Ukraina menyelamatkan hidupnya di Afghanistan.
Putra pria itu, seorang tentara di tentara Ukraina, tewas pada tahun 2014 dalam pertempuran dengan separatis yang didukung Rusia.
"Seorang tentara yang mengeluarkan saya dari situasi yang sangat serius di sebuah jalan di Afghanistan. Putranya meninggal saat mempertahankan bandara Donetsk. Putra satu-satunya," kata Gulyaev.
Gulyaev mengetahui tragedi itu selama reuni veteran perang Afghanistan 2016, yang diadakan di Belarus.
"Anda bisa merasakan dinginnya dan jelas ada banyak kebencian terhadap apa yang telah dilakukan Rusia dengan Krimea dan Donbas. Saya menyadari bahwa kami duduk bersama tetapi negara saya membunuh putranya."
Beberapa veteran telah didenda karena berbicara di bawah undang-undang sensor masa perang yang secara luas dilihat sebagai bagian dari upaya Kremlin untuk membungkam kritik terhadap invasi.
Sebuah pengadilan di wilayah Vologda utara Rusia pada bulan Mei menghukum pensiunan Kapten Nikolai Smyshlyaev yang berusia 64 tahun karena mendiskreditkan tentara Rusia dengan memposting gambar-gambar anti-perang di platform media sosial VKontakte.
Smyshlyaev kemudian diperintahkan untuk membayar denda 30.000 rubel ($496).
Pensiunan perwira Andrei Prikazchikov juga didakwa pada bulan Juni dengan pelanggaran serupa oleh pengadilan di kota Orenburg, Rusia tengah.