Tragedi Arema Vs Persebaya

Oknum TNI Tendang Kungfu Aremania saat Tragedi Arema Vs Persebaya, Andika Perkasa: Tindak Pidana

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan oknum TNI yang menyerang suporter saat insiden di Stadion Kanjuruhan.

"Ya, kita satuan akan telusuri dulu. Biarkan kami tuntaskan sampai dengan besok sore, kita janji," ungkap Andika Perkasa.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pada 28 Desember 2021 membahas soal kasus 3 oknum Anggota TNI AD menabrak Handi dan Salsabila di Nagreg, Bandung, Jawa Barat. (youtube kompastv)

Baca juga: Michael Essien Beri Ucapan Duka Tragedi Arema FC Vs Persebaya, Pendukung Persib Bandung Balas Begini

Ceritakan Tragedi Arema FC Vs Persebaya ke Media Brasil

Kiper Arema FC asal Brasil, Adilson Maringa, menceritakan tragedi yang ia alami di Stadion Kanjuruhan kepada media Brasil.

Dilansir TribunWow.com, pada pekan ke-11 Liga 1 2022 lalu, laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya harus diwarnai dengan aksi kericuhan.

Setelah pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya berakhir, ratusan suporter turun ke lapangan dan membuat aparat keamanan kewalahan dalam mengontrol situasi.

Alhasil, gas air mata ditembakkan ke arah tribun penonton dan membuat situasi mencekam semakin menjadi-jadi, di mana 125 orang harus meregang nyawa seusai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut.

Kiper Arema FC, Adilson Maringa, menceritakan pengalaman menegangkannya tersebut kepada media asal Brasil, Globo.

Dilansir TribunWow.com dari Globo pada Senin (3/10/2022), Adilson Maringa menceritakan kronologi kerusuhan yang terjadi seusai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut.

Adilson Maringa bercerita bahwa setelah pertandingan berakhir, ia dan pemain Arema FC lainnya mencoba menyapa para penggemar seperti yang biasa dilakukan tim Singo Edan di Liga 1 2022 ini.

"Itu adalah pemandangan yang tidak menguntungkan. Setelah pertandingan, karena kami memiliki kebiasaan untuk menyapa para penggemar, kami tetap berada di lapangan selama beberapa menit. Kita berhasil. Segera setelah kami melihat bahwa mereka menyerang."

"Polisi meminta kami untuk pergi dan pergi ke ruang ganti. Dan kami berjalan keluar secara normal, tetapi invasi begitu besar sehingga polisi tidak dapat menahannya. Jika Anda melihat videonya, saya yang terakhir keluar. Saat saya pergi, sekelompok sekitar delapan orang datang dan menangkap saya. Aku tidak bisa lagi keluar. Lalu aku takut," ujar Adilson Maringa, dikutip TribunWow.com dari Globo, Senin (3/10/2022).

Kericuhan suporter Arema FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. (Surya Malang/Purwanto)

Setelah situasi menjadi kacau, Adilson Maringa dan pemain Arema FC lainnya langsung dilarikan ke dalam ruang ganti tim Singo Edan.

Bahkan, Adilson Maringa dan pemain Arema FC lainnya harus tertahan di dalam ruang ganti selama berjam-jam.

"Kami tidak tahu apa-apa, kami tinggal di ruang ganti selama lima atau enam jam. Hanya ada teriakan, suara bom dan tidak ada yang tahu bagaimana melaporkan apa pun. Kami sangat takut akan kehidupan di dalam ruang ganti. Kami berpikir: "Mereka akan menyerang di sini dan membunuh semua orang di dalam," tutur Adilson Maringa.

"Tiba-tiba mereka membawa orang-orang yang sudah sekarat karena menghirup asap gas air mata. Mereka meninggal di dalam ruang ganti. Ketika saya melihat itu, saya putus asa. Saya berkata, "Ya Tuhan, saya akan kehilangan nyawa saya dalam pertandingan sepak bola," tambah Adilson Maringa.

Halaman
123