"Beliau tidak mencuri di kementerian itu sendiri,"imbuhnya.
Selain itu, Prabowo saat ini menjadi kandidat dengan elektabilitas tertinggi.
Suara yang diperolehnya hingga saat ini susul-menyusul dengan Ganjar dalam berbagai survey.
"Pak Prabowo belum bekerja (kampanye) saja elektabilitasnya nomor dua (setelah Ganjar), apalagi beliau bekerja," tutur Noel.
Masyarakat akan Marah
Jika nantinya Ganjar tetap di PDIP, kecil kemungkinan bagi Ganjar untuk bisa maju sebagai capres di 2024.
Di sisi lain, Anies yang merupakan politisi non partai belum resmi diusung oleh parpol manapun sebagai capres 2024.
Kendati demikian sudah ada beberapa partai yang mempertimbangkan untuk mengusung Anies di 2024.
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Survei Membuktikan Ganjar Makin Populer Jadi Capres 2024 saat Dikucilkan PDIP
Pengamat Politik Djayadi Hanan memperingatkan bahwa publik tidak akan puas jika Anies dan Ganjar tidak muncul dalam Pilpres 2024.
Djayadi menyoroti isu perbincangan di kalangan elit parpol dengan kursi terbanyak di DPR yakni PDIP, Golkar, Gerindra, NasDem dan PKB yang kabarnya tidak akan mengusung calon presiden yang memiliki elektabilitas tinggi.
“Itu skenario yang buruk yang akan membuat publik marah. Jika terjadi, ini merupakan tindakan menghalangi demokrasi,” ujar Djayadi kepada wartawan, Senin (29/8/2022).
“Harusnya siapa yang maju, menang, atau kalah ditentukan oleh rakyat, bukan direkayasa sedemikian rupa supaya rakyat tidak ada pilihan.” kata Djayadi.
PDIP akan Rugi
PDIP disebut akan mengalami kerugian besar jika tidak mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) dari partai mereka di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Namun di sisi lain, Ganjar Pranowo juga akan mengalami kerugian yang besar jika tidak diusung oleh PDIP dalam Pilpres 2024 mendatang.