"Rusia memiliki banyak pengalaman sejak Stalin memalsukan hasil pemilunya," kata Valery.
"Putin tahu dia adalah penjahat perang dan berusaha mempertahankan tahtanya. Itu sebabnya dia melakukan mobilisasi. Dia tidak percaya Ukraina adalah sebuah negara dan dia ingin 'menghapus bangsa' kita."
"Saya berharap terjadi kudeta. Dia perlu diadili oleh Tuhan dan manusia. Ada tempat khusus di neraka untuknya," tandasnya.
Baca juga: Seperti Bucha, Pasukan Ukraina Temukan Mayat Bekas Penyiksaan di Kharkiv setelah Usir Tentara Rusia
Alasan Rusia Tarik Mundur Pasukan di Kharkiv
Pemerintah Ukraina menyatakan telah berhasil merebut sejumlah wilayah di Kharkiv hasil serangan balik mereka terhadap pasukan militer Rusia.
Diketahui pasukan militer Rusia dan tentara dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk telah meninggalkan Kota Izyum per Sabtu (10/9/2022).
Dikutip TribunWow dari rt, kota ini awalnya berhasil dikuasai oleh pasukan militer Rusia pada April 2022 lalu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi telah menarik mundur pasukan dari beberapa daerah di Kharkiv.
Namun dalam penjelasannya, Kemenhan Rusia tidak menyebut serangan balik Ukraina sebagai alasan mundurnya pasukan militer Rusia.
Kemenhan Rusia berdalih mundurnya pasukan Rusia dari beberapa wilayah di Kharkiv demi mencapai tujuan operasi militer spesial.
"Demi mencapai tujuan dari operasi militer spesial, sebuah keputusan diambil untuk menyusun kembali pasukan di Balakleya dan Izyumm" ujar Kemenhan Rusia pada Sabtu (10/9/2022).
Kemenhan Rusia kemudian mengungkap prestasi pasukan militer Rusia di daerah tersebut telah berhasil menghancurkan lebih dari dua ribu tentara Ukraina dan prajurit warga negara asing dalam kurun waktu tiga hari.
Baca juga: AS Terbukti Terlibat Berbagi Informasi dengan Ukraina terkait Serangan Balik Zelensky ke Rusia
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Minggu (10/9/2022), militer Ukraina sehari sebelumnya mengatakan bahwa mereka memasuki kota Kupiansk di Ukraina timur.
Diketahui, kota ini merupakan pusat pasokan utama yang dipegang oleh pasukan Rusia selama beberapa bulan.
Kyiv juga melaporkan keberhasilan medan perang di utara dan selatan negara itu.