"Tidak ada yang istimewa, tidak ada yang lebih baru," jelas Ruby.
"Menurut saya itu hanya kumpulan dari dua data baik yang privat maupun yang publik."
"Bjorka ini viral karena dikasih panggung," kata Ruby.
Ruby menyampaikan, data rahasia yang nilainya sangat berharga yang pernah bocor adalah data BPJS Kesehatan, KPU, hingga data fintech marketplace yang sempat terbongkar sebelum insiden viral hacker Bjorka.
"Kualitas dan kuantitasnya jauh lebih jelek dibandingkan kebocoran data sebelumnya yang datanya lebih seksi, lebih menarik, sensitif," terang Ruby.
Baca juga: Ringgo Agus Rahman Sempat Terseret soal Hebohnya Hacker Bjorka: Jangan Curigai Keluarga Kami
Dikutip TribunWow dari YouTube tvonenews, ahli menduga ada motif lain selain ekonomi dalam aksi peretasan yang dilakukan oleh Bjorka.
Dugaan ini disampaikan oleh pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi.
Fahmi menjelaskan, pada umumnya hacker melakukan peretasan untuk menjual data secara ilegal demi motif ekonomi.
Namun ia melihat perilaku Bjorka berbeda dari hacker biasanya.
"Tapi kok lama-lama aneh," ujar Fahmi.
"Dia membuat akun Twitter kemudian berinteraksi dengan netizen, kemudian spill, membuka data yang dia dapat."
Fahmi menduga bukan hanya motif ekonomi yang mendorong Bjorka untuk melakukan peretasan.
"Saya lihat memang ada seperti motif politik, atau ada upaya tertentu untuk bikin heboh," kata Fahmi.
Baca juga: Hacker Rusia Sebut Pemerintah Zelensky Berperan Bantu Putin Tangkap Tentara Ukraina di Mariupol
"Intinya sudah tidak lagi murni hacking, hacker yang mencari data kemudian mencari keuntungan secara ekonomi."
"Jadi ada semacam perlawanan yang dia lakukan terhadap pemerintah yang dia rasa pemerintah Indonesia ini banyak melakukan hal yang enggak benar menurut dia," ungkapnya.