Polisi Tembak Polisi

Tertegun Brigadir J Ditembak Mati, Bripka RR Tak Habis Pikir Ferdy Sambo Pilih TKP di Rumah Dinas

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bripka RR memberikan pengakuan terbaru soal peristiwa di Magelang yang diduga ada kaitan dengan pembunuhan Brigadir J dua bulan lalu, Jumat (9/9/2022). Terbaru, Bripka RR sempat tertegun setelah Brigadir J tewas ditembak, Minggu (11/9/2022).

TRIBUNWOW.COM - Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR sempat tak bisa berkata-kata seusai Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ditembak.

Dilansir TribunWow.com, ia sempat menjauh dari lokasi pembunuhan lantaran menyangka insiden itu akan terjadi.

Apalagi, atasannya, Ferdy Sambo yang merupakan tersangka otak pelaku, melakukan eksekusi di rumahnya sendiri.

Baca juga: Mulai Jujur, Bripka RR Akhirnya Akui Lihat Ferdy Sambo Menembak, Pengacara Ungkap Kronologi

Kronologi tersebut dibeberkan Erman Umar selaku pengacara Bripka RR.

Ia membacakan kesaksian terbaru kliennya yang telah dituangkan dalam BAP.

Ketika pembunuhan terjadi, Bripka RR mengaku sempat melihat Ferdy Sambo memerintah Brigadir J untuk berjongkok.

Kemudian Bharada Richard Eliezer alias Bharada E melakukan penembakan seperti yang disuruh sang atasan.

Setelah Brigadir J terkapar bersimbah darah, Bripka RR beranjak dari lokasi menuju ke dapur.

Ia seolah masih tak menyangka akan menyaksikan insiden pembunuhan itu secara langsung di depan matanya.

"Dia mungkin tertegun, 'Saya tanya apa yang terjadi?', 'Saya enggak kebayang di pikiran saya'," tutur Erman, dikutip kanal YouTube Narasi Newsroom, Minggu (11/9/2022).

Kolase tersangka pembunuhan Brigadir J, Bripka Ricky Rizal alias RR dan pengacaranya, Erman Umar, Kamis (8/9/2022). (Capture YouTube POLRI TV RADIO/ KOMPASTV)

Baca juga: 10 Kesaksian Baru Bripka RR, Putuskan Tak Ikuti Skenario Ferdy Sambo Berkat Pesan dari Orangtua

Menurut Erman, kliennya sempat heran lantaran Ferdy Sambo memilih lokasi pembunuhan di rumah dinasnya sendiri.

Padahal, selaku Kadiv Propam, pembunuhan itu bisa saja direkayasa sedemikian rupa untuk menghilangkan jejak keterlibatannya.

"Kalau pun Pak Sambo minta saya menembak dan saya bilang enggak mau, kemudian dia (membunuh-red), enggak kebayang saya kok di Duren Tiga," ucap Erman menirukan ucapan Bripka RR.

"Kalau membunuh kan harusnya (di lokasi lain-red), masa di tempat dinas."

Adapun saat rekonstruksi, Ferdy Sambo sempat memeluk Putri di lantai tiga rumah pribadinya, diduga merencanakan eksekusi Brigadir J.

Kemudian ia memanggil para ajudan menggunakan Handy Talkie (HT), rupanya peristiwa itu seharusnya terjadi setelah pembunuhan.

"Sebenarnya itu adegan terakhir setelah rekayasa, untuk menyerahkan duit," ungkap Erman.

"Kan dia mau ngasih duit, tapi Sambo enggak ngaku."

Rupanya, kejadian tersebut adalah momen ketika Ferdy Sambo memberi uang kepada Bharada E Rp 1 miliar, Bripka RR Rp 500 juta dan pada ART Kuat Maruf Rp 500 juta.

Baca juga: Kesaksian Serupa Bripka RR dan Bharada E, Sebut Kuat Maruf Panik dan Tegang hingga Ancam Brigadir J

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 13.40:

Ferdy Sambo Habisi Brigadir J di Rumah Dinas

Alasan Ferdy Sambo memilih rumah dinasnya sebagai TKP pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menjadi pertanyaan.

Dilansir TribunWow.com, namun rupanya, fakta tersebut digunakan oleh Ferdy Sambo untuk melindungi dirinya.

Hal ini diungkapkan oleh anggota DPR RI Ahmad Sahroni yang menuturkan ucapan sang mantan Kadiv Propam pada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Baca juga: Mulai Jujur, Bripka RR Akhirnya Akui Lihat Ferdy Sambo Menembak, Pengacara Ungkap Kronologi

Diketahui, Ferdy Sambo awalnya selalu menyangkal telah terlibat dalam kasus pembunuhan ajudannya.

Ia membuat rekayasa yang menunjukkan bahwa dirinya tak ada di TKP rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan ketika insiden terjadi.

Bahkan, Ferdy Sambo sempat menemui Kapolri dan membeberkan kebohongan tersebut.

"Kepercayaan yang diberi Kapolri pada Kadiv Propam seyogyanya normal," kata Sahroni dikutip KOMPASTV, Kamis (8/9/2022).

"Tapi pada case ini, dilakukan dengan upaya dia untuk membohongi pimpinannya, ini kan langkah yang bodoh sebenarnya, bintang dua loh. Kita sangat sayangkan."

Foto kiri: Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo bersiap mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2022). Foto kanan: Irjen Ferdy Sambo saat masih menjabat sebagai Kadiv Propam Polri, 28 April 2022.  (Kolase TRIBUNNEWS/JEPRIMA dan YouTube Kompastv)

Baca juga: Sebut KM dan RR Beri Pengakuan Tak Masuk Akal soal Ferdy Sambo, Lawyer Bharada E Ungkit Rekonstruksi

Dua kali bertemu Ferdy Sambo, Listyo Sigit selalu menanyakan hal yang sama.

Ia tak serta-merta percaya jika anak buah yang bekerja langsung di bawahnya itu tak terlibat.

Namun, Ferdy Sambo menggunakan fakta lokasi pembunuhan di rumah dinas untuk mendukung skenarionya.

Dengan kekuasaan besar untuk memerintah orang lain, Ferdy Sambo merasa bahwa dirinya mustahil akan dicurigai membuat masalah di rumah sendiri.

"Kapolri memberi kepercayaan itu dan Kapolri tanya berkali-kali, 'Apakah anda terlibat langsung?'," beber Sahroni.

"Jawaban yang pernah saya dengar, 'Saya kan di rumah saya sendiri, tidak mungkin saya akan menembak di rumah saya sendiri, kan saya bisa lakuin itu di luar dengan orang lain'."

Menurut Sahroni, skenario Ferdy Sambo yang telah menipu banyak orang tersebut perlu dipertanggung jawabkan.

Apalagi setelah menyebarkan kebohongan pada atasannya sendiri hingga ke sejumlah lembaga.

"Nah, ini adalah kebohongan luar biasa yang seharusnya tersangka Ferdy Sambo menerima semua tanggung jawab yang telah dia beberkan, dia prank ke semua orang."(TribunWow.com/Via)

Berita lain terkait