Menurutnya, istrinyalah yang paling mengalami trauma hingga sempat histeris ketika pemakaman Brigadir J.
"Jangan selalu menggunakan alasan trauma macam-macam, sedangkan sebenarnya yang paling trauma adalah kami, terutama istri saya yang sudah kehilangan anak," beber Samuel.
"Dia sudah mengandung selama 9 bulan, melahirkannya berdarah-darah. Membesarkan anak kami secara bersusah payah."
Diketahui, Samuel berprofesi sebagai petani sementara Rosti bekerja sebagai guru.
Di tengah keterbatasan, keduanya telah berhasil membesarkan anaknya menjadi orang terhormat yang memiliki pekerjaan sebagai seorang polisi.
Akan tetapi, sang anak yang dibanggakan justru pulang dalam peti mati dengan kondisi mengenaskan.
"Kami selaku orang kecil, kami berangkatkan bekerja ke Jakarta dengan sehat, pulang ke sini dengan nyawa melayang dan luka-luka yang sangat mengerikan," pungkasnya. (TribunWow.com/Via)