Mayor Jenderal Igor Konashenkov menuduh bahwa patogen untuk penyakit mematikan seperti wabah, antraks dan kolera sedang diciptakan untuk digunakan untuk perang biologis di laboratorium Ukraina yang didanai oleh Departemen Pertahanan AS (DOD).
Terkait hal ini, situs pemeriksa fakta Snopes mencatat bahwa Rusia sejak 2018 telah mendorong klaim palsu bahwa ada laboratorium semacam itu di Ukraina yang mengembangkan kemampuan perang kuman.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan warga Ukraina untuk waspada terhadap propaganda Rusia, disinformasi, dan teror media seputar invasi Rusia.
Baca juga: Jerman Akui Tidak Bisa Lagi Kirimi Ukraina Senjata untuk Lawan Rusia, Ini Alasannya
Rusia Bongkar Bukti Penelitian Senjata Biologis di Ukraina
Militer Rusia telah mempresentasikan dokumen yang menunjukkan bukti baru mengenai senjata biologis yang diteliti Ukraina.
Termasuk rencana Ukraina dalam menggunakan drone untuk mengirimkan senjata patogen yang dikembangkan dalam biolab yang didanai AS.
Dirilis pula nama pejabat AS yang terlibat dalam proyek tersebut, dan peran Hunter Biden, putra Presiden AS Joe Biden.
Dilansir TribunWow.com dari Russia Today, Kamis (31/3/2022), bukti kunci yang ditampilkan adalah surat dari perusahaan Ukraina Motor Sich kepada produsen drone Turki Baykar Makina, pembuat UAV Bayraktar TB2 dan Akinci yang tertanggal 15 Desember 2021.
Pihak Ukraina secara khusus menanyakan apakah drone tersebut dapat membawa 20 liter muatan aerosol hingga jangkauan 300 kilometer.
"Kita berbicara tentang pengembangan sarana teknis pengiriman dan penggunaan senjata biologis oleh rezim Kiev dengan kemungkinan penggunaannya melawan Federasi Rusia,” kata Letnan Jenderal Igor Kirillov, komandan Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia.
Kirillov juga merujuk paten AS (No. 8.967.029) untuk mekanisme penyebaran patogen aerosol dari drone.
AS tidak menyangkal penyelidikan Rusia tahun 2018 tentang paten ini, tetapi mengklaim bahwa itu secara teknis tidak melanggar kewajiban Washington berdasarkan perjanjian yang melarang senjata kimia dan biologi.
Kirillov menunjukkan kontrak yang ditandatangani antara lembaga pemerintah AS yakni Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan (DTRA), Pentagon, Departemen Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan Ukraina, serta fasilitas khusus di dalam Ukraina.
Menurut militer Rusia, Pentagon menghabiskan lebih dari $30 juta atau sekira Rp 431 miliar untuk penelitian biologi hanya di satu fasilitas Ukraina.
"Pejabat DTRA Robert Pope adalah satu tokoh kunci dalam program tersebut, dan penulis gagasan untuk menciptakan pusat penyimpanan mikroorganisme yang sangat berbahaya di Kiev," kata Kirillov.