Sementara itu pada minggu lalu, juru bicara pemerintahan Rusia, Dmitry Peskov menyatakan konflik di Ukraina dapat langsung berakhir apabila Ukraina memerintahkan pasukan mereka untuk menyerah dan memenuhi permintaan Moskow.
Pemerintah Rusia sebelumnya sempat menuding Ukraina sengaja mengulur waktu tidak serius melakukan negosiasi damai.
Baca juga: Putin Disebut Paranoid hingga Bunuh Ilmuwan Rusia yang Ditemukan Tewas 2 Hari setelah Dipenjara
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, di sisi lain NATO justru meyakini konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir lewat negosiasi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Sabtu (25/6/2022).
"Kemungkinan besar, perang ini akan berakhir di meja negosiasi," kata Stoltenberg.
Stoltenberg menjelaskan, saat ini tanggung jawab NATO adalah untuk memastikan Ukraina memiliki posisi yang kuat saat melakukan perundingan dengan Rusia agar kedaulatan negara di Eropa tetap terjaga.
Menurut Stoltenberg, cara paling ampuh untuk membantu Ukraina adalah dengan mengirimkan bantuan militer, ekonomi, hingga sanksi terhadap musuh Ukraina yakni Rusia.
Saat ditanya kapan negosiasi damai akan terwujud, Stoltenberg menolak untuk berkomentar.
"Perdamaian selalu dapat dicapai jika Anda menyerah," kata dia.
"Namun Ukraina berperang demi kemerdekaannya, demi haknya untuk berdiri, demi hak untuk menjadi negara demokrasi tanpa menyerah kepada kekuatan Rusia."
"Dan Ukraina siap untuk membayar harga yang sangat tinggi untuk mengorbankan diri mereka demi nilai-nilai tersebut."
"Bukan hak kita untuk menjelaskan kepada mereka sejauh mana pengorbanan harus dilakukan," papar Stoltenberg.
Baca juga: Sempat Diunggah di Medsos, Walikota di Jerman hingga Spanyol Video Call dengan Pejabat Ukraina Palsu
Zelensky Ingin Konflik Selesai Akhir Tahun
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memiliki target untuk mengakhiri konflik melawan Rusia di akhir tahun 2022 ini.
Keinginan Zelensky ini ia ungkapkan saat berbicara dengan para pimpinan negara anggota G7, Senin (27/6/2022).