“Dia mengirimi saya sebuah lagu."
Buryan mengirim sebuah video yang di dalamnya, seorang wanita bernyanyi, "Kalau saja aku bisa melihatmu, aku bersumpah aku tidak akan membutuhkan lebih banyak lagi."
“Putraku belum pernah mengirimiku lagu sebelumnya,” desah Buryak.
Tetapi ketika ditanya bagaimana dia mengatasinya, Buryak mengatakan orang lain di Ukraina memiliki masalah yang lebih serius.
“Ada orang yang kehilangan anaknya, atau anaknya meninggal. Ada orang tua yang anaknya hilang tanpa jejak," ujar Buryak.
PBB Khawatir Terjadi Adopsi Paksa
Selama terjadinya konflik antara Ukraina dan Rusia, diketahui terdapat banyak anak warga Ukraina yang dipindahkan ke Rusia sejak terjadinya awal serangan pada Februari 2022 lalu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) alias United Nations (UN) kini menyoroti isu kemungkinan terjadinya adopsi paksa yang dilakukan oleh warga Rusia terhadap anak-anak Ukraina.
Isu ini dibahas oleh Afshan Khan selaku Direktur Regional UN Children Fund untuk Eropa dan Asia Tengah.
Baca juga: Tidak Akui Rusia Sedang Perangi Ukraina, Putin Disebut Kesulitan Mobilisasi Pasukan Militernya
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Afshan menegaskan para anak-anak Ukraina tersebut tidak bisa diasumsikan sebagai anak yatim piatu.
Afshan menjelaskan, kebijakan mengadopsi anak harus selalu didasari kepentingan sang anak.
"Terkait anak-anak yang telah dipindahkan ke Rusia, kami bekerja dengan ombudspersons dan jaringan untuk bagaimana kita dapat mendokumentasi kasus-kasus tersebut," ujar Afshan.
Afshan mengatakan, untuk saat ini tidak ada akses menuju anak-anak tersebut.
Sebelumnya diberitakan, menurut informasi dari pemerintah Ukraina sebanyak ratusan anak-anak di Ukraina telah tewas akibat konflik.
Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera.com, informasi ini disampaikan oleh kantor Kejaksaan Ukraina.