Konflik Rusia Vs Ukraina

Inggris Prediksi Rusia akan Banyak Andalkan Pasukan Sukarelawan untuk Perangi Ukraina

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga dan tentara Suriah berbondong-bondong mendaftar menjadi relawan perang membantu Rusia melawan Ukraina.

TRIBUNWOW.COM - Kementerian Pertahanan Inggris menyampaikan sebuah prediksi tentang masa depan konflik antara Ukraina dan Rusia.

Menurut intelijen Kemenhan Inggris, ke depannya, Rusia akan banyak mengandalkan pasukan cadangan yang terdiri dari sukarelawan.

Dikutip TribunWow.com dari skynews, Kemenhan Inggris meyakini pasukan sukarelawan Rusia akan dimanfaatkan untuk menjaga keamanan di wilayah belakang.

Baca juga: Galang Dana Lawan Pasukan Militer Rusia, Sekelompok Wanita Ukraina Jual Foto Tanpa Busana

Pasukan cadangan lainnya yang akan dikerahkan oleh Rusia terdiri dari para veteran yang pernah berdinas di militer dalam jangka waktu lima tahun ke belakang.

"Otoritas Rusia kemungkinan menggunakan sukarelawan dari kategori ini untuk mengisi batalion ketiga dengan brigade reguler," jelas Kemenhan Inggris.

"Meskipun kekurangan terus-menerus dalam jumlah cadangan yang dapat dikerahkan untuk Ukraina, kepemimpinan Rusia kemungkinan tetap enggan untuk memerintahkan mobilisasi umum (pasukan militer Rusia)," tegas Kemenhan Inggris.

Konflik antara Rusia dan Ukraina sampai saat ini masih terus terjadi meskipun beberapa kali telah diadakan perundingan damai.

Baca juga: Berbicara di KTT G7, Zelensky Sebut Rusia Harus Kalah sebelum Akhir Tahun, Ungkap Permintaan Ini

Semenjak gagalnya perundingan damai di Turki, belum ada lagi agenda besar perundingan damai yang dilakukan oleh Rusia dan Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, namun NATO justru meyakini konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir lewat negosiasi.

Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Sabtu (25/6/2022).

"Kemungkinan besar, perang ini akan berakhir di meja negosiasi," kata Stoltenberg.

Stoltenberg menjelaskan, saat ini tanggung jawab NATO adalah untuk memastikan Ukraina memiliki posisi yang kuat saat melakukan perundingan dengan Rusia agar kedaulatan negara di Eropa tetap terjaga.

Menurut Stoltenberg, cara paling ampuh untuk membantu Ukraina adalah dengan mengirimkan bantuan militer, ekonomi, hingga sanksi terhadap musuh Ukraina yakni Rusia.

Saat ditanya kapan negosiasi damai akan terwujud, Stoltenberg menolak untuk berkomentar.

"Perdamaian selalu dapat dicapai jika Anda menyerah," kata dia.

Halaman
123