Konflik Rusia Vs Ukraina

Seiring dengan Pembahasan Uni Eropa, Volodymyr Zelensky Sebut Rusia akan Intensif Serang Ukraina

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat memberikan konpers di Kiev/Kyiv, 3 Maret 2022. Terbaru, Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia akan mengintensifkan serangan terhadap negaranya dalam beberapa hari mendatang, Senin (20/6/2022).

Presiden Rusia, Vladimir Putin, Jumat lalu menyebut tidak menentang ambisi Ukraina bergabung dengan Uni Eropa.

Walau begitu, Juru Bicara presiden Rusia, Dmitry Peskov, mewanti-wanti bahwa setiap langkah Ukraina bergabung ke Uni Eropa akan memicu perhatian yang lebih besar dari Rusia.

"Semua pihak tahu tentang diskusi yang semakin intens di Eropa tentang penguatan komponen pertahanan Uni Eropa," kata Peskov.

"Komponen militer, pertahanan, dan keamanan sedang dibahas. Berbagai transformasi terjadi dan kami, tentu saja, mengamati semuanya secara menyeluruh," ucap Peskov.

Zelensky memperingatkan anggota Uni Eropa bahwa mereka juga bisa merasakan pembalasan dari Rusia dalam beberapa hari mendatang.

"Jelas, kami harus menyiapkan diri dari sikap bermusuhan yang lebih besar dari Rusia. Tidak hanya terhadap Ukraina, tapi juga negara-negara Eropa lainnya," ujar Zelensky.

Peringatan Zelensky itu muncul di tengah serangan Rusia di wilayah timur Ukraina.

Pasukan Rusia berusaha mengambil kendali penuh atas Donbas. Sebagian kawasan itu telah dikuasai milisi pro-Rusia sebelum invasi Rusia terjadi.

Sebagian besar pertempuran saat ini terpusat di sekitar Kota Severodonetsk.

Menurut Gubernur Luhansk, Serhiy Gaidai, kepada televisi milik pemerintah Ukraina, Rusia sekarang mengendalikan daerah utama kawasan tersebut.

Baca juga: Pernah Tembakkan 200 Peluru ke Tentara Rusia Seharian Penuh, Ini Curhatan Pasukan Artileri Ukraina

Kementerian Pertahanan Inggris, hari Minggu kemarin menyatakan, meski Rusia dan Ukraina saling melontarkan serangan bom artileri berat di utara, timur dan selatan kota, posisi di garis depan pertempuran tidak banyak bergeser.

Sementara itu, pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyebut konflik di Ukraina bisa berlarut-larut.

"Kita harus mempersiapkan fakta bahwa konflik itu bisa memakan waktu bertahun-tahun," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, kepada surat kabar Jerman, Bild, Sabtu pekan lalu.

Namun Stoltenberg menekankan bahwa negara Barat harus terus mendukung Ukraina.

Menurutnya, masyarakat dunia "harus membayar harga yang lebih besar" jika Rusia mencapai tujuan mereka di Ukraina.

Halaman
123