TRIBUNWOW.COM - Mayoritas media massa saat ini terbagi menjadi dua kubu saat memberitakan konflik di Ukraina.
Media-media negara barat seperti Amerika Serikat (AS) hingga Inggris condong membela Ukraina dan tak jarang menambahkan bumbu-bumbu opini saat memberitakan konflik Rusia-Ukraina.
Di sisi lain, media Rusia dan China memberitakan kebalikan dari media barat.
Baca juga: 5 Hal Ini Dikhawatirkan Picu Perang Dunia 3, Ulah Hacker Rusia hingga Bantuan Senjata ke Ukraina
Baca juga: Gara-gara Temuan Mayat, Militer Ukraina Sindir Rusia Perlakukan Tentaranya Layaknya Sampah
Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, hanya ada beberapa media yang memberitakan konflik di Ukraina dari dua sisi.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin yakni Dmitry Peskov menyebut media barat sesungguhnya belum memeroleh informasi yang cukup tentang operasi militer spesial Rusia di Ukraina.
Peskov mengaku dirinya menyadari saat ini media-media Eropa mulai memberitakan konflik di Ukraina secara objektif.
"Tentu kita memerhatikan ini, kita memonitor media, termasuk media barat," ujar Peskov, Rabu (25/5/2022).
"Tapi sayangnya, informasi objektif masih sangat langka, ada kekurangan informasi yang serius," kata Peskov.
Peskov mengatakan, saat ini media barat didominasi berita dari pendekatan anti-Rusia atau Russophobic.
Peskov mengatakan, berita tersebut bahkan tidak berusaha untuk menganalisa secara objektif tentang kejadian di lapangan.
Sebelumnya per Senin (16/5/2022) sejumlah prajurit Ukraina yang diblokade di pabrik baja Azovstal, Mariupol telah berhasil dievakuasi.
Diketahui ada ratusan prajurit Ukraina di Azovstal yang kini dipindahkan ke teritorial milik Rusia.
Dalam proses evakuasi ini, pemerintah Ukraina menyebut para prajurit di Azovstal telah menyelesaikan misi mereka.
Dikutip TribunWow.com, media asal Inggris Sky News menyebut pemerintah Ukraina berusaha menghindari menggunakan kata menyerah terkait evakuasi para prajurit di Azovstal.
Di sisi lain, dalam media Rusia rt.com, diberitakan bahwa pemerintah Ukraina menginstruksikan para prajurit di Azovstal agar menyerah kepada tentara Rusia supaya bisa dievakuasi.
Pejabat pemerintahan Ukraina menyatakan akan menyelamatkan seluruh nyawa para prajurit yang terjebak di Azovstal.
Kendati demikian masih belum jelas apakah status para prajurit Azovstal itu kini merupakan tahanan perang Rusia atau bukan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan perlu waktu untuk memulangkan para prajurit Azovstal tersebut kembali ke Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, para prajurit Azovstal tersebut kini ada yang dirawat di rumah sakit di daerah milik Rusia.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar mengatakan, para prajurit Azovstal itu nantinya akan menjadi objek prosedur pertukaran.
Tidak dijelaskan detail apa yang dimaksud dengan prosedur pertukaran tersebut.
Namun spekulasi yang muncul di publik adalah para prajurit Azovstal tersebut akan ditukar dengan tentara Rusia yang menjadi tahanan perang di Ukraina.
Kendati demikian masih belum diketahui kapan pertukaran tersebut akan dilakukan.
Baca juga: Sadap Percakapan Tentara Rusia, Zelensky Sebut Musuh Sadar Perang di Ukraina Sia-sia
Baca juga: Diduga Manfaatkan Keadaan, Hungaria Umumkan Status Darurat akibat Perang Rusia dan Ukraina
Sebelumnya, pemerintah Ukraina telah memerintahkan para prajurit yang terkurung di pabrik baja Azovstal, Mariupol, agar menyerah kepada tentara Rusia.
Perintah ini disampaikan oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada Senin (16/5/2022).
Ironisnya, beberapa kali pasukan di Azovstal memberikan pernyataan tidak akan menyerah dari tentara Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, militer Ukraina menyampaikan, misi pasukan yang berada di mariupol telah selesai.
Militer Ukraina juga menyampaikan perintah terbaru kepada pasukan yang ada di Azovstal untuk menyelamatkan nyawa seluruh prajurit yang ada di sana.
Setelah diberikan perintah untuk menyerah, pada Senin (16/5/2022) telah berhasil dievakuasi 264 tentara yang terkurung di Azovstal.
Kini 53 prajurit yang terluka berada di sebuah rumah sakit di Novoazovsk, dan 211 tentara lainnya berada di Yelenovka.
Kedua wilayah itu diketahui berada di Republik Rakyat Donetsk.
Pemerintah Rusia menduga ada sekira 2,200 orang yang terkurung di pabrik baja Azovstal.
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (16/5/2022), Anna Malyar, wakil menteri pertahanan Ukraina, mengatakan bahwa sebuah pertukaran akan dilakukan untuk kepulangan mereka.
Malyar mengatakan bahwa misi sedang dilakukan untuk menyelamatkan pejuang yang tersisa di dalam pabrik baja Azovstal, benteng perlawanan terakhir di Mariupol.
“Berkat para pembela Mariupol, Ukraina mendapatkan waktu yang sangat penting,” kata Malyar.
"Dan mereka memenuhi semua tugas mereka. Tetapi tidak mungkin untuk membuka blokir Azovstal dengan cara militer."
Azovstal telah menjadi simbol perlawanan Ukraina terhadap invasi berkelanjutan Rusia ke negara itu.
Sekitar 600 tentara diyakini berada di dalam pabrik, di mana mereka terus bertempur bahkan setelah seluruh kota jatuh ke tangan pasukan Rusia.
"Kami berharap bahwa kami akan dapat menyelamatkan nyawa orang-orang kami," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah pidato pada Senin malam.
"Ada yang terluka parah di antara mereka. Mereka menerima perawatan. Ukraina membutuhkan pahlawan Ukraina hidup-hidup."
Hoda Abdel-Hamid dari Al Jazeera, melaporkan dari Odesa, mengatakan sebuah sumber mengindikasikan bahwa sejumlah anggota resimen Azov sayap kanan telah memutuskan untuk menyerah, tetapi belum ada konfirmasi resmi.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah mendengar dari Presiden Zelensky dan dari pejabat senior lainnya di sini bahwa ini adalah negosiasi yang sangat sulit," kata Abdel-Hamid.
Resimen Ukraina di pabrik baja mengatakan pihaknya memenuhi perintah untuk menyelamatkan nyawa tentara dengan mengevakuasi mereka.
"Untuk menyelamatkan nyawa, seluruh garnisun Mariupol menerapkan keputusan yang disetujui dari Komando Militer Tertinggi dan mengharapkan dukungan dari rakyat Ukraina," kata resimen Azov dalam sebuah posting media sosial.
Dikatakan pasukannya di Mariupol telah bertahan selama 82 hari, mengulur waktu untuk memerangi pasukan Rusia.
Penyelamatan dilakukan beberapa jam setelah Rusia mengatakan telah setuju untuk mengevakuasi tentara Ukraina yang terluka ke fasilitas medis di Novoazovsk.
"Kesepakatan telah dicapai tentang pemindahan yang terluka," kata kementerian pertahanan negara itu pada hari Senin (16/5/2022).
"Sebuah koridor kemanusiaan telah dibuka di mana prajurit Ukraina yang terluka dibawa ke fasilitas medis di Novoazovsk." (TribunWow.com/Anung/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina