TRIBUNWOW.COM - Sebuah sindiran disampaikan oleh anggota militer Ukraina kepada pemerintahan Rusia.
Anggota militer Ukraina, Kolonel Volodymyr Liamzin menyebut Rusia memperlakukan rakyatnya sendiri layaknya sampah.
Sindiran ini bermula dari temuan jasad tentara Rusia di hutan yang terletak di sekitar Kyiv/Kiev.
Baca juga: 3 Bulan Konflik di Ukraina, Korban Jiwa Tentara Rusia Mirip Perang 9 Tahun Uni Soviet di Afghanistan
Baca juga: Tuding Rusia dan China Berniat Ubah Tatanan Dunia, Pejabat AS Sebut Potensi Perang Internasional
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, diketahui ada banyak mayat tentara Rusia yang ditemukan di sekitar Kyiv.
"Mayat yang kita temukan menunjukkan (Rusia) memperlakukan rakyat mereka seperti sampah," ujar Liamzin.
"Mereka tidak memerlukan tentara mereka, mereka membuangnya ke sini."
Liamzin menyebut, jasad para tentara Rusia itu ditelantarkan begitu saja sementara itu pasukan mereka mundur dari Kyiv.
Jasad tentara Rusia yang ditemukan kemudian disimpan di sebuah kereta pendingin untuk disimpan.
Pihak Ukraina mengatakan, mereka nantinya ingin mengembalikan jasad-jasad tentara tersebut kembali ke keluarga mereka.
Namun menurut Ukraina, pemerintah Rusia tidak menunjukkan ketertarikan atau keinginan untuk mengambil mayat-mayat tersebut.
Sebelumnya beredar sebuah video menampilkan pemerintah Ukraina menyimpan jasad para tentara Rusia.
Video ini dirilis pada Jumat (20/5/2022) setelah adanya laporan menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah kehilangan 30 ribu tentaranya dalam konflik di Ukraina.
Baca juga: Tak Puas Dengan Putin, Pejabat Tinggi dan Elit Rusia Dikabarkan Sudah Rencanakan Kudeta
Video tersebut dirilis oleh Kepala Kereta Api Ukraina, Alexander Kamyshin.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, selain menampilkan detik-detik penyimpanan jasad tentara Rusia, ditampilkan juga cara pemerintah Ukraina mengawetkan jasad para tentara Rusia tersebut.
Kamyshin turut menuliskan caption bertuliskan "We treat dead #russians better than they treat live #ukrainians. Just another thing that makes us different."