Konflik Rusia Vs Ukraina

Puji Kesetiaan China, Rusia Ungkap Masa Depan Hubungan dengan Negara-negara Barat

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berpose selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. Terbaru, pemerintah China menjawab isu dimintai Rusia bantuan untuk mengirim kebutuhan militer.

Di sisi lain, pejabat Rusia menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ditekan oleh pihak Barat.

Hal ini membuat lawan Presiden Rusia Vladimir Putin itu terus saja meyakini negaranya bisa menang melawan Rusia.

Padahal menurutnya, kondisi di medan pertempuran telah berkata hal yang sebaliknya.

Pernyataan tersebut diutarakan oleh Perwakilan Tetap Rusia untuk Uni Eropa Vladimir Chizhov pada hari Senin (23/5/2022).

Seperti dilansir TribunWow.com dari TASS, Chizhov mengatakan bahwa Zelensky terus-menerus mengulang deklarasi kemenangan Ukraina.

"Dia (Zelensky-red) terus mengatakan hal yang sama, bahwa Ukraina menang. Namun, retorikanya baru-baru ini mengungkapkan perbedaan tertentu," kata Chizhov dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Rossiya-24.

Dilihat dari pernyataan presiden 44 tahuh itu, Chizhov menilai bahwa Zelensky tampaknya menghadapi dilema.

"Di satu sisi, dia mengatakan bahwa solusi diplomatik adalah jalan keluar dari krisis, tetapi, di di sisi lain, dia bersikeras bahwa Ukraina harus menang."

Menurut Chizov, dilema yang dialami Zelensky tersebut akibat tekanan dari rekan-rekan Baratnya yang menginginkan kekalahan Rusia.

"Tentu saja, posisi ini dipicu oleh sponsor Baratnya, yang bersikeras bahwa Rusia harus kalah, bahkan mereka yang tidak mengatakan bahwa Ukraina harus menang. Jelas, mereka akan kecewa," ujar Chizhov.

Menurut diplomat Rusia, pernyataan Barat bahwa terserah Ukraina untuk memutuskan persyaratan gencatan senjata mengungkapkan ketidaktahuan tentang situasi aktual di lapangan.

Di sisi lain, media Rusia menyebut liputan media Barat tentang konflik Ukraina telah berbeda dari kenyataan.

Rusia digambarkan tak bisa mencapai kemenangan sementara pertempuran yang sebenarnya terus menghasilkan serangkaian kekalahan bagi pasukan Kiev.

Nyatanya, Ukraina telah kehilangan kendali atas dua kota besar, meskipun mendapat dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari AS dan sekutunya.

Dilansir TribunWow.com dari RT, Senin (2/5/2022), penulis buku dan mantan marinir Amerika Scott Ritter menilai adnya kesenjangan antara persepsi dan kenyataan ketika menilai konflik Rusia-Ukraina.

Halaman
1234