Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia tidak lagi mendesak untuk menjadi anggota NATO sejak invasi dimulai.
Namun Kosovo dan Bosnia telah mendaftar untuk bergabung, hanya beberapa hari setelah invasi Rusia.
Disusul Finlandia dan Swedia yang santer dikabarkan akan ikut mendaftar ke NATO meski selama ini mempertahankan status negara netral.
Tentu saja niatan tersebut ditentang keras oleh Rusia.
Terutama terhadap Finlandia yang hanya berjarak beberapa jam dari Rusia.
Pihak Presiden Vladimir Putin menyebut tindakan tersebut akan menjadi tragedi mengerikan bagi negara tersebut.
Bahkan, Rusia menyatakan Finlandia akan menjadi target pembalasan seperti yang kini terjadi di Ukraina.
Dilansir TribunWow.com dari media Rusia RIA Novosti, Rabu (6/4/2022), peringatan ini disampaikan Vladimir Dzhabarov, Wakil Kepala Pertama Komite Internasional Dewan Federasi.
Ia menyebut keputusan pemimpin Finlandia untuk bergabung dengan NATO akan menjadi kesalahan strategis.
"Swedia adalah negara mandiri yang merasa nyaman di Eropa," kata Dzhabarov pada pertemuan hari Rabu, (6/4/2022).
Dia mencatat bahwa negara ini memiliki status netral, meski keduanya dikatakan cenderung memiliki kedekatan dengan NATO.
Namun, Rusia secara khusus memberikan peringatan pada Finlandia yang bertetangga dengan wilayahnya.
"Jika kepemimpinan Finlandia bergabung (dengan NATO), itu akan menjadi kesalahan strategis," tegas Dzhabarov.
Dia menekankan bahwa secara geografis Finlandia dan Rusia adalah negara tetangga, mengingat dari Finlandia ke St. Petersburg hanya beberapa jam perjalanan.
Apalagi selama ini, Rusia dan Finlandia memiliki hubungan bilateral yang baik.