TRIBUNWOW.COM - Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (PURN) Benny Mamoto mengungkap fakta baru kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
Seperti diketahui, kasus tewasnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu hingga kini belum juga terungkap meski sudah berjalan 9 bulan.
Tuti dan Amalia ditemukan tewas di bagasi mobil Alphard yang diparkir di depan rumahnya di Kampung Ciseuti Jalan Cagak Subang pada 18 Agustus 2021 lalu.
Baca juga: Update Kasus Subang, Yosef Luapkan Kekesalan hingga Ucapkan Ini untuk Pelaku: Tak Mau Main-main
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Benny Mamoto mengungkapkan ada hal yang baru di kasus pembunuhan di Subang.
"Saya mendapat informasi, bahwa Kepolisian sudah mendapatkan DNA. DNA ini bisa jadi memang bukan pelaku atau sebaliknya, pelaku," kata Benny dikutip dari tayangan Aiman di Youtube Kompas TV, Rabu (11/5/2022).
Tak hanya itu, ia pun membeberkan kendala yang menyebabkan kasus ini belum ada kemajuan yang signifikan.
"Pertama kami dari kompolnas selalu mengawal kasus ini, selalu menanyakan pada Polda Jabar sejauh perkembangannya, terakhir kami beberapa hari lalu melakukan pengecekan belum ada kemajuan yang signifikan," kata Benny Mamoto.
Baca juga: Fakta Terbaru Kasus Subang, Yosef Ungkap Gelagat Aneh 4 Saksi Lain: Langsung Saya Dikonfrontir
Ia menjelaskan, untuk pendekatan secara saintifik, dirinya melihat sudah dilakukan secara optimal.
"Kami juga diskusi dengan kasublafor untuk mendiskuskan bagaimana sih penanganan kasus ini," kata dia.
Kemudian soal adanya DNA di TKP, menurutnya hal itu tak lantas membuat polisi menetapkan seseorang sebagai tersangka.
"Contoh sudah ditemukan DNA di TKP namun kendalanya tidak ada pembanding. DNA orang yang ada di TKP, tidak menutup kemungkinan juga termasuk pelakunya, dan mungkin tidak hari yang sama di hari kejadian," bebernya.
Sayangnya menurut Benny, Indonesia tidak memiliki bank data DNA.
Jika punya, pengungkapan kasus kriminal akan jauh lebih mudah.
Padahal jika ada pembanding bank data DNA, maka akan dengan mudah mengidentifikasi siapa saja yang ada di situ.
"Kita kaitkan dengan alibi, kita kaitkan hubungannya dengan korban sehingga nanti bisa mengerucut kepada orang yang diduga sebagai pelaku," jelasnya.