Karina, yang telah mengelola bar sushi lokal sambil menabung untuk biaya kuliah, menghilang dari Bucha pada awal Maret.
Ibunya meminta informasi tentang keberadaannya di media sosial sebelum tubuhnya ditemukan dengan hampir setengah kepalanya hilang.
Wanita berusia 22 tahun itu terakhir terlihat di luar flatnya, sebelum seorang tetangga menyaksikan seorang wanita yang sesuai dengan deskripsinya dibunuh.
Saksi mata bernama Valerii itu menuturkan kesaksian pilu mengenai kejadian tersebut.
"Mereka meletakkannya di sini, seperti ini, kepalanya ditekuk ke belakang,"ungkap Valerii.
"Kemudian dia menggendongnya dan membawanya ke sana. Kemudian tentara lain menembaknya."
Terkait, Komisaris Hak Asasi Manusia Ukraina Lydmila Denysova mengklaim pasukan Rusia menggunakan pemerkosaan sebagai senjata terhadap warga sipil.
Dia menggambarkan ejekan dan ancaman mereka yang menyakitkan sambil diduga menyerang korban sebagai tanda-tanda genosida rakyat Ukraina.
Kisah-kisah mengerikan terus muncul dari garis depan karena penjajah Putin telah dituduh melakukan kejahatan perang yang tak terkatakan.
Baca juga: Inggris Gelontorkan Rp 23 Triliun untuk Bantu Ukraina Hadapi Rusia, Minta Hentikan Kebrutalan Putin
Baca juga: Sindir Tenggelamnya Kapal Rusia, Ukraina: Parade Armada Laut Hitam akan Diadakan di Dasar Laut
Ukraina Rilis Tentara Pelaku Kejahatan Bucha
Para pejabat militer Ukraina membagikan foto dan mengungkapkan nama-nama tentara Rusia dari brigade ke-64.
Mereka dijuluki 'Sepuluh Orang Hina' lantaran diduga kuat melakukan kejahatan perang di Bucha.
Para tentara ini telah ditetapkan sebagai tersangka dan tengah diselidiki keberadaannya.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Jumat (29/4/2022), Kementerian Pertahanan Ukraina merilis identitas para tentara tersebut.
Pihaknya menuding sejumlah kengerian yang terjadi di Bucha merupakan ulah orang-orang tersebut.