Berita kematian sang jenderal juga dibagikan oleh penasihat pemerintah Anton Gerashchenko di akun Telegram-nya.
Dia mengatakan bahwa Simonov adalah komandan Electronic Warfare dari tentara ke-2 dan pernah menjadi komandan EW Distrik Militer Barat.
Jumlah komandan Putin yang kehilangan nyawa di Ukraina terus meningkat, dan menjadi sebuah pukulan telak bagi pemimpin Rusia itu.
Sebanyak sembilan jenderal Rusia kini tewas dalam perang Putin bersama 36 kolonel dan 300 perwira.
Bulan lalu Mayor Jenderal Vladimir Frolov, wakil komandan Tentara Gabungan ke-8, dimakamkan dengan penghormatan militer penuh di St Petersburg.
Sebelumnya Letnan Jenderal Andrei Mordvichev, komandan Tentara Gabungan ke-8, tewas dalam pertempuran di Chornobaivka, dekat kota selatan Kherson.
Mayor Jenderal Andrei Kolesnikov dari Tentara Gabungan ke-29 dan Vitaly Gerasimov, tewas dalam pertempuran.
Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky dilaporkan ditembak mati oleh penembak jitu di pertempuran untuk Hostomel Airfield sekitar 30 mil di luar ibukota Kyiv pada awal Maret.
Dan Jenderal Magomed Tushaev tewas ketika kolom pasukan khusus Chechnya, termasuk 56 tank, dilenyapkan di dekat Hostomel, timur laut kota.
Mayor Jenderal Oleg Mityaev, 47, tewas di Mariupol serta Letnan Jenderal Yakov Rezantsev yang juga tewas dalam pertempuran.
Baca juga: Inilah Sosok 8 Jenderal Rusia yang Tewas sejak Awal Perang Ukraina, Terbaru Vladimir Frolov
Baca juga: Putin Tangkap Jenderal FSB Rusia, Perpecahan Terjadi antar Pejabat Militer soal Invasi Ukraina
Intelejen AS Akui Beri Arahan Ukraina
Intelejen Amerika Serikat ternyata memainkan peran penting dalam konflik Ukraina dan Rusia.
Selama perang terjadi, mata-mata AS telah memberi informasi rahasia dan mengarahkan serangan Ukraina.
Aksi tersebut mendukung keberhasilan Ukraina yang telah memukul mundur Rusia dari Kiev dan menewaskan sedikitnya 8 jenderal perang Moskow.
Pengakuan AS tersebut membuktikan tudingan Rusia yang telah mengendus adanya kerjasama khusus tersebut.