Konflik Rusia Vs Ukraina

Media China Ungkap Tujuan Rahasia AS Dukung Ukraina, Sebut Justru Ingin Perpanjang Konflik

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Joe Biden dalam konferensi pers virtual mengumumkan pakta keamanan trilateral, Aukus pada Rabu (15/9/2021). Terbaru, media China ungkap tujuan AS memberi bantuan militer ke Ukraina, Minggu (17/4/2022).

Media China kebanyakan memproyeksikan Amerika Serikat sebagai sosok penjahat dalam perseteruan dua negara tersebut.

Bahkan, banyak di antaranya mengulang-ulang cerita propaganda Rusia mengenai laboratorium senjata biologis, konspirasi perang dan lain-lain.

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Rabu (6/4/2022) kantor berita negara Xinhua menirukan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyebut perang Ukraina sebagai operasi militer khusus dan krisis.

Sementara, baru-baru ini, media China menggandakan teori konspirasi Rusia yang mengklaim AS mendanai pengembangan senjata biologis di Ukraina.

Termasuk kisah tentang burung migran yang dapat menyebarkan virus unggas di Rusia.

Bagaimana perang tersebut dibingkai di media adalah cerminan dari posisi pemerintah China.

China tidak mengutuk invasi Rusia yang memiliki ikatan ekonomi kuat dengan Beijing.

Alih-alih, China berbicara tentang masalah keamanan yang yang perlu didiskusikan oleh semua pihak.

Sementara dunia internasional geger karena penemuan warga sipil dibunuh oleh pasukan Rusia di Bucha, media pemerintah China tak banyak meliput.

Adapun sejak dimulainya invasi lebih dari sebulan yang lalu, China tetap menggambarkan bahwa Amerika Serikat adalah penjahatnya.

David Bandurski, co-direktur Proyek Media China mencatat bahwa ada sejarah panjang kerja sama antara outlet pemerintah China dan lembaga Rusia seperti Sputnik dan Russia Today.

“Kita harus memahami informasi sebagai bagian dari itu (kerjasama-red),” kata David Bandurski.

Wu Min Hsuan, seorang ahli disinformasi pemerintah China sekaligus pendiri Doublethink Lab yang berbasis di Taiwan, membenarkan klaim tersebut.

"Mereka menggunakan krisis ini sebagai kesempatan sempurna untuk memperkuat narasi lama mereka di China, menyerang AS dan NATO," kata Hsuan.

Di sisi lain, Hu Qingxin, seorang veteran media yang sekarang berbasis di Hong Kong, mengatakan bahwa sikap China terhadap Rusia dan AS didasari kepentingan geopolitik.

Halaman
1234