Konflik Rusia Vs Ukraina

Detik-detik Tukang Las di Bucha Ditembak Mati Tentara Rusia, sang Istri: Mereka Langsung Membunuhnya

Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita bernama Iryna Abramov (41) berteriak meminta ditembak mati oleh tentara Rusia seusai suaminya yakni Oleg (40) dieksekusi oleh para tentara Rusia tersebut. Iryna dan Oleg diketahui tinggal di Kota Bucha.

Wali Kota Anatoliy Fedoruk mengatakan pada hari Senin bahwa setidaknya 300 warga sipil telah tewas walau belum ada penghitungan resmi.

Rusia membantah terlibat dalam kekejaman itu.

Tapi tank-tanknya terlihat jelas terbakar mengotori kota.

Di halaman suatu gereja, ada kuburan massal terbuka, beberapa di dalam kantong mayat hitam, dan beberapa lainnya hanya tergeletak di tumpukan pasir.

Di jalan-jalan, sejumlah mobil warga sipil dipenuhi lubang-lubang peluru - ada satu mobil dengan jenazah manusia di dalamnya.

Rumah-rumah ambruk oleh tembakan artileri, beberapa jalan rusak oleh tank.

Para warga telah menggambarkan bagaimana tentara Rusia menembaki warga sipil di luar rumah mereka walau tidak ada provokasi, dan citra satelit menunjukkan bahwa mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan ketika Rusia masih memegang kendali di wilayah itu.

Tentara Rusia yang membunuh Oleg Abramov "tidak menanyakan apa pun kepadanya", kata Iryna, istri korban.

"Mereka tidak bertanya atau mengatakan apa-apa, mereka langsung membunuhnya," kata Iryna.

"Mereka hanya menyuruhnya melepas baju, berlutut, dan mereka menembaknya."

Baca juga: Akui Ingin Rusia Lemah dan Makin Terisolasi, AS Siap Beri Senjata Apapun yang Diminta Ukraina

Dia menangis pada hari Selasa lalu ketika berdiri di tempat di mana suaminya dibunuh, bercak darah merah gelap masih terlihat di jalan.

Ketika dia berlari keluar dan menemukan suaminya tidak lagi bernyawa, empat tentara Rusia yang menyeretnya keluar sedang berdiri sambil minum air, kata Iryna.

Dia lalu berteriak pada mereka untuk menembaknya, dan salah satu mengangkat senjatanya, lalu menurunkannya, lalu mengangkatnya lagi, dan menurunkannya, sampai Volodymyr menyeret Iryna kembali ke dalam gerbang.

"Para prajurit itu memberi tahu kami punya waktu tiga menit untuk pergi dan mereka memaksa kami berlari dengan sandal," kata Volodymyr.

"Bucha seperti kiamat - mayat di mana-mana, jalanan penuh asap."

Halaman
1234