Konflik Rusia Vs Ukraina

Hari-hari Menegangkan saat Tenaga Medis Mariupol Jadi Sandera Tentara Rusia Diungkap Kepala RS

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi dari Mariupol tiba di Kota Zaporizhzhia, Ukraina. Terbaru, kepala RS Mariupol ungkap ketegangan selama menjadi tawanan tentara Rusia, Minggu (10/4/2022).

TRIBUNWOW.COM - Alina Buzunar, kepala departemen telemedicine di rumah sakit perawatan intensif regional Mariupol, Ukraina, mengaku sempat disandera pasukan Rusia.

Ia menuturkan kisah mencekam ketika menjadi tawanan perang Rusia di rumah sakitnya sendiri.

Wanita itu pun sempat memberanikan diri bertanya alasan para tentara tersebut menyerang rumah sakitnya.

Rumah bersalin di Mariupol, Ukraina diserang oleh pasukan militer Rusia, Rabu (9/3/2022). (BBC.com)

Baca juga: Sebulan Terjebak di Mariupol, Ibu dan Anak Nekat Kabur dari Kepungan Rusia, Sebut seperti Film Horor

Baca juga: Kondisi Terkini Mariupol, Mayat-mayat Manusia Dimakan Anjing hingga Warga Minum Air Radiator

Dikutip TribunWow.com dari The Guardian, Senin (11/4/2022), rumah sakit tempat Buzunar bekerja menjadi lokasi evakuasi para pasien dari RS Bersalin Mariupol yang hancur diserang.

"Ketika serangan rumah sakit bersalin terjadi, kami masih memiliki polisi di kota," kata Buzunar.

"Sebuah mobil polisi tiba di rumah sakit kami dan mengatakan mereka akan membawa kami para wanita. Kami mengatakan kami tidak memiliki kondisi yang tepat untuk merawat mereka, tetapi dalam situasi tersebut kami tidak punya pilihan."

Buzunar bahkan menangani wanita hamil yang viral tertangkap lensa kamera dengan kondisi berdarah-darah.

Wanita itu pun tak bisa diselamatkan lantaran kehilangan banyak darah.

“Kami tidak memiliki spesialis, hanya ahli saraf, ahli bedah ginekologi dan magang ginekologi," kata Buzunar.

"Wanita dalam gambar terkena pecahan peluru dan kehilangan banyak darah. Kami mencoba menyelamatkannya tetapi kami tidak bisa.”

Setelah serangan itu, seorang pasien wanita melahirkan dua bayi, laki-laki dan perempuan.

Tiga anak lainnya lahir, beberapa melalui operasi caesar.

Namun, mereka datang tepat saat rumah sakit terbesar di wilayah Donetsk itu diserang pasukan Rusia.

Staf telah berlindung di ruang bawah tanah ketika, pada 11 atau 12 Maret (Buzunar tidak yakin yang mana, karena stres), mereka mendengar suara tembakan.

"Tentara Rusia berkata, 'Berbaringlah di lantai atau kami akan mulai melemparkan granat ke arah kalian,' dan saat itulah mereka datang ke rumah sakit," tutur Buzunar.

Halaman
1234