Berusaha tenang sambil melindungi anak bayinya, Viktoria heran dia tak kunjung mendengar suara suaminya yakni Petro.
Pada saat itu ia sadar Petro juga telah tewas.
Akhirnya Viktoria memutuskan untuk kabur dari tempat kejadian perkara (TKP).
Bersembunyi dari tempat ke tempat, akhirnya Viktoria ditemukan oleh tentara Rusia yang sedang berpatroli.
Viktori akhirnya dibawa ke basemen yang ada di Yahidne.
Selama 24 hari Viktoria menghabiskan waktu di basemen tersebut dalam kondisi yang miris.
Viktoria mengaku, jika ia diberikan kesempatan untuk menembak Presiden Rusia Vladimir Putin maka ia akan melakukannya.
"Tangan ku tidak akan bergetar," ucap Viktoria.
Minta Dibunuh seusai Suaminya Dieksekusi
Seorang wanita bernama Iryna Abramov (41) berteriak meminta ditembak mati oleh tentara Rusia seusai suaminya yakni Oleg (40) dieksekusi oleh para tentara Rusia tersebut.
Rumah yang ditinggali oleh Iryna, Oleg dan ayah Iryna yakni Volodymyr Abramov (72) di Kota Bucha, Ukraina, diserbu oleh pasukan militer Rusia tanpa alasan yang jelas.
Begitupula Oleg menjadi korban eksekusi tentara Rusia tanpa alasan yang jelas.
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, Volodymyr bercerita, pada saat pasukan Rusia datang mendobrak rumah, mereka langsung menarik Oleg ke luar.
Setelah menarik Oleg keluar, tentara Rusia itu melempar sebuah granat ke dalam rumah Volodymyr yang menyebabkan kebakaran di dalam rumah.
Sambil berusaha memdamkan api menggunakan alat pemadam kebakaran, Volodymyr berteriak meminta bantuan menantunya yakni Oleg yang ditarik ke luar oleh para tentara Rusia.