Namun kini Rusia menyebut proposal damai tertulis terbaru yang dibuat oleh Ukraina justru menunjukkan kemunduran.
Proposal terbaru tersebut disebut telah melenceng dari proposal saat negosiasi di Istanbul.
Dikutip TribunWow.com dari RT.com, informasi ini disampaikan oleh Menteri Luar negeri Rusia, Sergey Lavrov, Kamis (7/4/2022).
Lavrov mencurigai Ukraina memang sengaja ingin mengulur waktu membuat konflik makin berkepanjangan.
Lavrov juga menduga ada campur tangan Amerika Serikat (AS) terhadap manuver Ukraina tersebut.
Proposal damai terbaru yang dikirim oleh Ukraina pada Rabu (6/4/2022) tidak melibatkan Crimea sebagai teritorial Rusia.
Proposal terbaru Ukraina juga menyebutkan Ukraina bebas melakukan latihan militer gabungan apabila mayoritas penjamin setuju meskipun Rusia tidak.
Lavrov menyebut, perubahan proposal tersebut mengungkapkan niat asli Ukraina untuk mengulur perang.
"Rezim Kiev dikontrol oleh Washington dan aliansinya, yang mendorong Presiden Zelensky untuk melanjutkan peperangan," ujar Lavrov.
Sebelumnya, pertemuan pihak Ukraina dan Rusia di Istanbul, Turki Selasa (29/3/2021), berlangsung dengan lancar.
Tak seperti sebelumnya, pembicaraan kali ini telah menghasilkan perkembangan signifikan.
Terutama terkait rencana pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dilansir TribunWow.com dari media Rusia TASS, Selasa (29/3/2022), kepala delegasi Rusia, Ajudan Presiden Vladimir Medinsky menilai pembicaraan Rusia-Ukraina bersifat konstruktif
Dia mengatakan Moskow akan membuat dua langkah de-eskalasi.
Satu diantaranya menawarkan untuk mengadakan pertemuan antara Putin dan Zelensky.