Ia menyebut klaim tersebut sebagai provokasi bertahap tetapi belum memberikan bukti empiris yang memperlihatkan bahwa mereka tidak bertanggung jawab.
Lavrov menyebut Rusia telah meninggalkan wilayah tersebut sejak 30 Maret tanpa ada mayat berserakan.
Ia menuding Ukraina sengaja meletakkan mayat-mayat tersebut setelah pasukan Rusia pergi.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan panjang yang mengatakan tidak ada warga sipil yang mengalami kekerasan di tangan pasukan Rusia dan bahwa gambar-gambar itu adalah rekayasa.
Namun, analisis citra satelit yang dibagikan oleh New York Times dan pemeriksa fakta di BBC bertentangan dengan penyangkalan Rusia.
NYT telah mengambil gambar satelit yang diarsipkan yang kemudian mereka cocokkan dengan foto yang diambil oleh anggota media di lapangan di Bucha.
Gambar setlit tersebut membuktikan bahwa mayat-mayat itu ada di sana sebelum pasukan Rusia mundur pada 30 Maret.
Surat kabar itu mencocokkan hingga 11 mayat di jalan-jalan dalam sebuah video yang diambil oleh penduduk setempat pada 2 April dengan citra satelit dari 11 Maret.
Bukti tersebut menunjukkan bahwa mayat-mayat itu telah berada di sana selama berminggu-minggu.
Gambar berikutnya yang diperoleh MailOnline dari 19 Maret berkorelasi dengan video yang sama.
Video kedua menggambarkan tiga mayat lagi yang menunjukkan gambar satelit muncul di sana antara 20 dan 21 Maret, sekali lagi sebelum Rusia mengatakan mereka meninggalkan kota.
Pihak Rusia juga menyebutkan bahwa mayat-mayat di Bucha tak terlihat kaku atau yang disebut sebagai rigor mortis.
Klaim ini dinilai menguatkan tudingan Rusia bahwa mayat tersebut masih dalam kondisi baru.
Namun, seorang ahli patologi forensik yang telah bekerja pada penyelidikan kejahatan perang mengatakan bahwa setelah empat hari, proses pengerasan mayat biasanya telah mereda.
Ahli patologi juga mengatakan bahwa penampilan korban kekerasan sangat bervariasi tergantung pada senjata yang digunakan dan keadaan lainnya.