"Ada 'Apa yang Rusia katakan' dan ada 'Apa yang dilakukan Rusia', dan kami fokus pada yang terakhir," kata Blinken di Maroko.
"Dan apa yang dilakukan Rusia adalah kebrutalan yang terus berlanjut di Ukraina."
Baca juga: Sosok Tentara Ukraina yang Viral Usir Kapal Perang Rusia dari Pulau Ular, Kini Diberi Penghargaan
Baca juga: Putin dan Pejabat Tinggi Rusia Dikabarkan Sembunyi di Bunker, Perang Nuklir Ukraina Dimulai?
Hasil Perundingan di Istanbul
Pertemuan pihak Ukraina dan Rusia di Istanbul, Turki Selasa (29/3/2021), berlangsung dengan lancar.
Tak seperti sebelumnya, pembicaraan kali ini telah menghasilkan perkembangan signifikan.
Terutama terkait rencana pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dilansir TribunWow.com dari media Rusia TASS, Selasa (29/3/2022), kepala delegasi Rusia, Ajudan Presiden Vladimir Medinsky menilai pembicaraan Rusia-Ukraina bersifat konstruktif
Dia mengatakan Moskow akan membuat dua langkah de-eskalasi.
Satu diantaranya menawarkan untuk mengadakan pertemuan antara Putin dan Zelensky.
Pertemuan itu digelar bersamaan dengan penandatanganan perjanjian damai oleh Kementerian Luar Negeri mereka.
Pada langkah lain, pasukan Rusia akan secara drastis mengurangi aktivitas mereka di sekitar Kiev dan Chernigov.
Adapun pembicaraan itu seharusnya berlangsung dua hari yakni pada tanggal 29 dan 30 Maret.
Namun, sumber-sumber di delegasi Rusia dan Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan sesi itu telah berakhir dan pertemuan pada hari Rabu dibatalkan.
Berikut rangkuman poin-poin penting dalam perundingan damai tersebut.
Dua Langkah De-eskalator
Medinsky mengaku telah menerima dari perwakilan Zelensky tentang kejelasan posisi Ukraina.
Proposal dari Kiev, akan dipelajari dalam waktu dekat dan dilaporkan kepada presiden, dan kemudian Moskow akan kembali dengan tanggapan.
Selain itu, Rusia akan mengalah dan melakukan dua langkah di bidang politik dan militer untuk mengurangi konflik.
Langkah pertama adalah Rusia menawarkan untuk memajukan kemungkinan pertemuan antara para pemimpin negara.
Awalnya Putin dan Zelensky seharusnya bertemu setelah Kementerian Luar Negeri mereka menandatangani perjanjian damai, sekarang kedua acara ini diusulkan untuk diadakan secara bersamaan.
Langkah kedua diumumkan oleh Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin.
"Seiring pembicaraan beralih ke persyaratan praktis, Kementerian Pertahanan Rusia telah memutuskan untuk secara drastis mengurangi aktivitas militer menuju Kiev dan Chernigov," kata Fomin.
Proposal Ukraina
Medinsky mengatakan proposal tertulis Ukraina berisi larangan produksi dan penyebaran senjata pemusnah massal, serta larangan penyebaran pangkalan militer asing di Ukraina.
Dia kemudian mengatakan bahwa Kiev juga menyiratkan penolakan untuk mengejar kembalinya Krimea dan Sevastopol ke Ukraina dengan kekuatan militer.
Alexander Chaly, anggota delegasi Kiev, mengatakan bahwa Ukraina setuju untuk mengadopsi status netral dan non-nuklir jika diberikan jaminan keamanan.
Isi dan bentuk kesepakatan tersebut dituntut harus serupa dengan Pasal 5 dari Perjanjian Atlantik Utara.
Jaminan tersebut harus mencakup bantuan militer dan penetapan daerah larangan terbang setelah tiga hari konsultasi untuk mencari solusi diplomatik.
Para penjamin, dapat mencakup anggota tetap Dewan Keamanan PBB (termasuk Rusia), serta Jerman, Israel, Italia, Kanada, Polandia, dan Turki.
Menurut kepala faksi parlemen dari partai Hamba Rakyat yang berkuasa di Ukraina, David Arakhamiya, jaminan mereka tidak akan mencakup Krimea dan Donbass.
Kiev juga menuntut agar negara-negara penjamin membantu Ukraina bergabung dengan Uni Eropa sesegera mungkin. (TribunWow.com/Anung/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina