Konflik Rusia Vs Ukraina

Lumuri Tubuh Pakai Darah Palsu, Wanita di Rusia Terus Ucap Kalimat yang Sama saat Protes Anti Perang

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Artis/seniman wanita bernama Yevgenia Isayeva melakukan protes terhadap perang yang terjadi di Ukraina di gedung majelis kota St. Petersburg, Minggu (27/3/2022).

Satu di antaranya adalah Veronika Belotserkovskaya, seorang penulis buku masak dan blogger berbahasa Rusia yang tinggal di luar negeri.

Adapun semenjak Putin memerintahkan invasi ke Ukraina, kelompok pemantau independen OVD-Info melaporkan lebih dari 14.000 penangkapan telah terjadi.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 170 orang ditahan oleh pemerintah lantaran melakukan protes terhadap invasi terkait.

Baca juga: Puas Lihat Perkembangan di Ukraina, Putin Puji Kinerja Pasukan Chechnya Pimpinan Kadyrov

Baca juga: Kadyrov Klaim Berhasil Taklukkan Mariupol, Sebut Pasukan Ukraina Mundur Ketakutan Hadapi Rusia

Marina Ovsyannikova Merasa Nyawanya Terancam

Staf penyiaran Marina Ovsyannikova, (43), yang membuat heboh lantaran melakukan aksi protes saat siaran langsung TV nasional Rusia kini mengaku khawatir.

Dia merasa keselamatannya terancam, tetapi tetap tidak berencana untuk meninggalkan negara itu.

Ibu dua anak itu pun dijuluki sebagai 'wanita paling berani di televisi', karena terang-terangan menunjukkan penentangan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail UK, Rabu (16/3/2022), Ovsyannikova mengaku prihatin setelah didenda £210 (sekitar Rp 4 juta) oleh pengadilan Rusia.

Namun ia menilai hal ini hanya sebagian kecil dari sejumlah hukuman menantinya.

"Saya benar-benar tidak merasa seperti pahlawan setelah melakukan aksi itu," ujar Ovsyannikova.

Ia rupanya melakukannya untuk membuka mata orang-orang termasuk ibunya sendiri yang katanya telah dipengaruhi oleh propaganda negara.

Menurut Ovsyannikova, aksi protes itu memiliki dua tujuan, yakni menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa rakyat Rusia sejatinya menentang perang.

Selain itu, ia juga memiliki pesan untuk orang-orang Rusia yang telah disuapi dengan propaganda pemerintah.

"Jangan menjadi zombie seperti itu, jangan dengarkan propaganda ini, pelajari cara menganalisis informasi, belajar bagaimana menemukan sumber informasi lain, bukan hanya televisi pemerintah Rusia," tutur Ovsyannikova.

Akibat aksi penentangan yang dilakukan, Ovsyannikova ditahan dan dikenai denda oleh pemerintah.

Namun ia kini merasa terancam lantaran askinya tersebut viral hingga ke dunia internasional.

Hanya saja, Ovsyannikova merasa lega lantaran pesan yang dibawanya bisa tersampaikan secara luas.

"Saya prihatin dengan keselamatan saya, jika saya jujur. Saya percaya pada apa yang saya lakukan, tetapi sekarang saya memahami skala masalah yang harus saya tangani," beber Ovsyannikova.

Saat melakukan aksinya, Ovsyannikova rupanya sempat tidak yakin akan mampu melewati protes sampai saat-saat terakhir.

Apalagi, ia harus melewati beberapa lapisan keamanan agar dapat tampil di depan kamera sembari membawa kertas berisi tulisan penolakan perang.

"Itu benar-benar menakutkan, menakutkan bahkan bukan kata untuk itu," ujar Ovsyannikova.

"Saya tidak yakin apakah saya bisa melewatinya dengan benar sampai saat terakhir."

"Di Channel One dan program berita utama di negara ini, ada beberapa lapisan keamanan, dan tidak mudah untuk masuk ke studio."

"Dan ada anggota penegak hukum yang duduk tepat di depan studio yang memastikan bahwa insiden semacam ini tidak terjadi. Saya tidak akan merinci karena itu adalah celah dalam pengaturan keamanan Channel One."

Putin menggunakan saluran pemerintah untuk menyiarkan kabar mengenai kondisi Rusia saat ini.

Melalui siaran berita, pemerinya menyebut agresi ke Ukraina sebagai 'operasi militer khusus' alih-alih 'perang' atau 'invasi'.

Putin juga telah membantah adanya korban tewas, dan berusaha menggambarkan Ukraina sebagai agresor.

Ia juga menetapkan aturan baru dengan mengenakan hukuman 15 tahun penjara bagi siapa saja yang menentang.

Tapi Ovsyannikova memutuskan untuk melanggar hukum pada Senin malam, menyerbu ke siaran langsung Channel One yang dikendalikan negara sambil melambaikan tanda anti-perang.

Tindakan pembangkangan Ovsyannikova yang luar biasa terhadap Putin dengan cepat menjadi viral, memenangkan pujian dari para pemimpin dunia dan memicu seruan agar dia dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

Tapi begitu dia ditangkap, ada ketakutan dia akan menghilang, seperti yang terjadi pada sejumlah kritikus Kremlin.(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina