Konflik Rusia Vs Ukraina

Presiden AS Joe Biden Klarifikasi Pidatonya soal Putin Tak Bisa Dibiarkan Berkuasa

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden saat berpidato di Polandia, Sabtu (26/3/2022) membahas soal konflik Rusia-Ukraina. Terbaru, Biden menjelaskan maksud dari perkataannya soal Putin tak bisa dibiarkan berkuasa.

Pidato Biden ini kemudian telah ditanggapi oleh pemerintah Rusia.

Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin yakni Dmitry Peskov menyampaikan bukan wewenang AS untuk mencampuri urusan dalam negeri Rusia.

"Presiden Rusia dipilih oleh masyarakat Rusia," ujar Peskov, Sabtu (26/3/2022).

Sementara itu, Putin menyebut nama penulis buku 'Harry Potter', J.K. Rowling, dalam pidatonya, Jumat (25/3/2022).

Ia menuduh barat melakukan diskriminasi terhadap budaya Rusia, membandingkan perlakuan terhadap tokoh budaya Rusia dengan J.K. Rowling.

J.K. Rowling pun memberikan komentar balasan melalui utas yang dibagikan di media sosial pribadinya.

Dikutip TribunWow.com dari The Guardian, Sabtu (26/3/2022), hal ini diungkapkan pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan tokoh budaya terkemuka.

Putin saat itu menyoroti pembatalan acara yang melibatkan seniman Rusia sebagai protes atas invasi ke Ukraina.

“Mereka sekarang terlibat dalam budaya pembatalan, bahkan menghapus Tchaikovsky, Shostakovich, dan Rachmaninov dari poster. Penulis dan buku Rusia sekarang dibatalkan," kata Putin.

Diketahui, sejumlah acara melibatkan tokoh budaya Rusia yang telah menyatakan dukungan untuk perang telah dibatalkan.

Di antaranya termasuk konser oleh konduktor Rusia pemenang penghargaan Valery Gergiev, seorang teman dan pendukung Putin.

Beberapa acara yang melibatkan tokoh budaya Rusia yang meninggal juga telah dihilangkan, dengan Cardiff Philharmonic Orchestra menghapus komposer Rusia Tchaikovsky dari programnya, sebuah keputusan yang dikritik secara luas oleh tokoh budaya barat.

Putin mengatakan dalam pidatonya bahwa terakhir kali kampanye semacam itu dilakukan adalah ketika para pendukung Nazi membakar buku-buku pada tahun 1930-an.

"Terakhir kali kampanye besar-besaran melawan literatur yang tidak diinginkan dilakukan oleh Nazi di Jerman hampir 90 tahun yang lalu," sebut Putin dilansir media Rusia TASS, Jumat (25/3/2022).

Dia kemudian membandingkan perlakuan yang diterima Rusia dengan kontroversi seputar komentar J.K. Rowling tentang orang transgender.

Halaman
123