Konflik Rusia Vs Ukraina

Biden Bersumpah Putin Tak Bisa Dibiarkan Berkuasa, Media Rusia Ungkit Rekam Jejak AS

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden saat berpidato di Polandia, Sabtu (26/3/2022) membahas soal konflik Rusia-Ukraina. Terbaru, Biden menjelaskan maksud dari perkataannya soal Putin tak bisa dibiarkan berkuasa.

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) buru-buru melakukan klarifikasi atas pidato yang disampaikan oleh Presiden Joe Biden saat berkunjung ke Warsawa, Polandia, Sabtu (26/3/2022).

Kala itu Biden sambil bersumpah menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak bisa lagi dibiarkan berkuasa.

Pidato ini kemudian langsung diklarifikasi oleh sejumlah pejabat pemerintahan AS bahwa Biden tak bermaksud untuk mengganti rezim pemerintahan Putin.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan Rusia pada 21 Februari 2022. (YouTube Ruptly)

Baca juga: Sindir Putin saat Pidato, Biden Diprotes Diplomat Veteran AS: Membuat Situasi Gawat makin Berbahaya

Baca juga: Beredar Video Tentara Rusia Disiksa, Kaki Ditembak dari Dekat hingga Tewas saat Diinterogasi

Pemerintah AS juga menyatakan secara tegas tidak memiliki rencana untuk mengganti atau menggulingkan rezim Putin.

Mengenai pidato Biden tersebut, media asal Rusia Russian Today (RT) menyoroti rekam jejak AS terlibat dalam sejumlah perang yang mengakibatkan pergantian rezim.

Peristiwa yang diungkit oleh rt adalah pergantian rezim Saddam Hussein di Irak, kemudian rezim Muammar Gaddafi di Libya.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, informasi terbaru, Biden diketahui telah menjawab maksud dari perkataannya tersebut.

Seusai menghadiri acara keagamaan di gereja di Washington, seorang reporter bertanya kepada Biden.

Ia bertanya apakah Biden memang menyuarakan agar ada pergantian rezim di Rusia.

Biden kemudian menjawab singkat, "Tidak," kata Biden.

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, pidato Biden ini bahkan menuai protes dari internal pemerintah AS sendiri.

Diplomat veteran AS, Richard Haass yang kini menjabat sebagai Presiden Dewan Hubungan Luar Negeri AS mengkritik keras ucapan Biden tersebut.

Ia menyebut ucapan Biden justru semakin memperkeruh suasana.

"Membuat situasi sulit semakin sulit dan situasi gawat semakin berbahaya," kata Haass.

Haass juga menyoroti bagaimana ucapan Biden tersebut berpotensi semakin memperpanjang durasi perang.

Di sisi lain, pidato Biden ini memeroleh apresiasi dari pemerintah Polandia.

"Presiden negara yang paling kuat di dunia datang ke Warsawa dan berbicara sangat jelas soal agresi Rusia," ujar Lukasz Jasina selaku juru bicara Kementerian Luar Negeri Polandia.

"(Biden) mengatakan kepada Rusia bahwa selalu ada waktu untuk mengganti seorang diktator," ujar Jasina mengutip pidato Biden.

Pidato Biden ini kemudian telah ditanggapi oleh pemerintah Rusia.

Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin yakni Dmitry Peskov menyampaikan bukan wewenang AS untuk mencampuri urusan dalam negeri Rusia.

"Presiden Rusia dipilih oleh masyarakat Rusia," ujar Peskov, Sabtu (26/3/2022).

Sementara itu, Putin menyebut nama penulis buku 'Harry Potter', J.K. Rowling, dalam pidatonya, Jumat (25/3/2022).

Ia menuduh barat melakukan diskriminasi terhadap budaya Rusia, membandingkan perlakuan terhadap tokoh budaya Rusia dengan J.K. Rowling.

J.K. Rowling pun memberikan komentar balasan melalui utas yang dibagikan di media sosial pribadinya.

Dikutip TribunWow.com dari The Guardian, Sabtu (26/3/2022), hal ini diungkapkan pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan tokoh budaya terkemuka.

Putin saat itu menyoroti pembatalan acara yang melibatkan seniman Rusia sebagai protes atas invasi ke Ukraina.

“Mereka sekarang terlibat dalam budaya pembatalan, bahkan menghapus Tchaikovsky, Shostakovich, dan Rachmaninov dari poster. Penulis dan buku Rusia sekarang dibatalkan," kata Putin.

Diketahui, sejumlah acara melibatkan tokoh budaya Rusia yang telah menyatakan dukungan untuk perang telah dibatalkan.

Di antaranya termasuk konser oleh konduktor Rusia pemenang penghargaan Valery Gergiev, seorang teman dan pendukung Putin.

Beberapa acara yang melibatkan tokoh budaya Rusia yang meninggal juga telah dihilangkan, dengan Cardiff Philharmonic Orchestra menghapus komposer Rusia Tchaikovsky dari programnya, sebuah keputusan yang dikritik secara luas oleh tokoh budaya barat.

Putin mengatakan dalam pidatonya bahwa terakhir kali kampanye semacam itu dilakukan adalah ketika para pendukung Nazi membakar buku-buku pada tahun 1930-an.

"Terakhir kali kampanye besar-besaran melawan literatur yang tidak diinginkan dilakukan oleh Nazi di Jerman hampir 90 tahun yang lalu," sebut Putin dilansir media Rusia TASS, Jumat (25/3/2022).

Dia kemudian membandingkan perlakuan yang diterima Rusia dengan kontroversi seputar komentar J.K. Rowling tentang orang transgender.

"Baru-baru ini mereka memboikot penulis anak-anak Joanne Rowling karena dia, penulis buku yang telah terjual ratusan juta eksemplar di seluruh dunia, tidak disukai oleh penggemar yang disebut kebebasan gender," ujar Putin.

Rowling pada hari Jumat menjauhkan diri dari komentar Putin dengan membagikan artikel tentang kritikus Kremlin yang dipenjara Alexei Navalny di Twitter.

"Kritik terhadap budaya pembatalan (cancel culture) barat mungkin tidak paling baik dilakukan oleh mereka yang saat ini membantai warga sipil karena kejahatan perlawanan, atau yang memenjarakan dan meracuni kritikus mereka,” tulis penulis Inggris itu, menambahkan tagar #IStandWithUkraine.

Andrei Kolesnikov, dari Carnegie Moscow Center, mengatakan pidato Putin memberikan wawasan lain tentang pandangan terdistorsi yang dimiliki pemimpin Rusia tentang barat.

"Putin menggunakan informasi yang dia terima dari para penasihat dan kemudian menciptakan realitasnya sendiri tentang barat," kata Kolesnikov.

"Dia mendengar tentang beberapa contoh ekstrem yang terjadi di barat dan kemudian meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini adalah trennya. Dia tidak suka nuansa itu."

Kolesnikov mengatakan pertemuan hari Jumat dengan elit budaya Rusia dimaksudkan untuk menunjukkan kepada publik Rusia bahwa barat sedang mengobarkan perang budaya paralel melawan negara itu.

"Putin ingin memberi tahu Rusia bahwa mereka dikepung, juga secara budaya. Di matanya, barat sedang berperang tanpa henti melawan nilai-nilai tradisional Rusia," katanya.

Baca juga: Daftar Kekayaan Putin, Disebut Saingi Elon Musk karena Miliki 58 Pesawat hingga Kapal Pesiar Raksasa

Baca juga: Hidup Nyaman Terganggu, Sejumlah Anggota Intelijen Rusia Makin Frustasi ke Putin

(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina